1 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
2 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
3 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)

Tantangan untuk melatih 41.800 staf kehutanan – E-learning sebagai jawaban?

Pusat Pendidikan dan Latihan Kehutanan (Pusdiklat Kehutanan), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mencanangkan target untuk melatih 41.800 personel kementerian dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Jumlah ini tiga kali lipat jumlah peserta yang telah dilatih dalam lima tahun terakhir. Salah satu strategi yang ditempuh agar target ini terpenuhi adalah dengan menggunakan E-Learning atau metoda campuran (blended-learning).

E-Learning adalah proses belajar mandiri dengan menggunakan media elektronik sebagai media penyajian materi pembelajaran . Materi E-Learning dirancang menggunakan perangkat lunak yang memungkinkan dimasukkannya foto, video and sisipan audio agar tercipta pengalaman belajar yang menarik. Salah satu cara dalam penyelenggaraan e-learning adalah off-line system dimana materi pembelajaran pelatihan disimpan dalam CD-ROM atau flash disc sehingga program E-Learning dapat langsung dijalankan tanpa harus terhubung dengan jaringan internet terlebih dahulu. Cara lain adalah on-line system dimana proses belajar dilakukan dengan menggunakan jaringan internet. Dengan cara on-line system ini pelatih dapat membantu proses belajar dengan berkomunikasi dengan peserta secara langsung melalui internet (online chats atau forum chats) atau memberikan umpan balik kepada peserta dengan surat elektronik (e-mail) yang ditulisnya dan dikirimkannya kepada peserta melalui internet . Fasilitas teknologi komunikasi lain yang bisa digunakan untuk komunikasi antara pelatih dan peserta adalah telepon dan SMS mengingat penyebaran handphone saat ini sudah cukup luas.

Alternatif lainnya adalah Blended Learning. Cara ini menggabungkan program E-learning yang telah disusun dengan metode pelatihan secara klasik, yang dilakukan melalui tatap muka secara langsung dengan pelatih. Proses belajar campuran seperti ini sering kali digunakan untuk lebih mendalami pemikiran-pemikiran yang timbul dari proses belajar tersebut dengan membahas kompetensi yang diperoleh baik melalui internet atau tidak.

E-Learning menawarkan peluang untuk memberikan pelatihan kepada pegawai kehutanan di tempat-tempat yang jauh dan terpencil dalam jumlah besar. Oleh karena itu, E-Learning dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kapasitas sumber daya manusia guna memastikan ketersediaan staf kehutanan yang berdedikasi dan terlatih dengan baik bagi Kesatuan Pengelolaan Hutan, agar pengelolaan hutan secara lestari, konservasi keanekaragaman hayati dan perbaikan mata pencaharian dapat diwujudkan.

Dukungan FORCLIME dalam pengembangan E-Learning di Pusat Diklat Kehutanan

Apakah E-Learning merupakan solusi yang tepat bagi Pusat Diklat Kehutanan (P3K) dan Balai Diklat Kehutanan? Untuk menjawab pertanyaan penting ini, pada bulan September 2014 dilakukan kajian awal terhadap kesiapan E-Learning. Dalam diskusi kelompok para pejabat struktural dan pelatih Pusat Diklat Kehutanan dan Balai Diklat Kehutanan disimpulkan bahwa E-Learning potensial untuk dikembangkan di masa depan . Di samping itu, E-Learning juga dianggap tepat untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan jumlah pegawai kehutanan yang terlatih.

Kegiatan kajian awal ini ditindaklanjuti dengan lokakarya sosialisasi E-Learning guna merapatkan barisan dan mempertajam visi E-Learning di lingkungan Pusat Diklat Kehutanan dan Balai Diklat Kehutanan. Lembaga Pelatihan Kementerian Keuangan dan Badan Diklat Provinsi Jawa Timur yang selama ini telah mengembangkan e-learning diundang sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman mereka dalam penerapan e-learning di instansi mereka masing-masing. Di samping itu, Lembaga Administrasi Negara (LAN) juga diundang untuk memberikan orientasi mengenai kebijakan dan peraturan yang terkait dengan penyelenggaraan E-Learning. Narasumber dari LAN menyebutkan bahwa upaya-upaya pelatih mengembangkan dan memfasilitasi pelatihan melalui e-learning dijamin akan sama dihargainya dengan pengembangan dan fasilitasi pelatihan model klasik dengan cara tatap muka secara langsung dengan pelatih. Topik lain yang dibahas dalam lokakarya ini adalah mengidentifikasi pelatihan yang akan dibuatkan versi e-learning-nya. Dalam kesempatan itu disepakati bersama untuk mengembangkan e-learning bagi Program Bakti Rimbawan yang akan diikuti 822 calon pegawai baru yang akan ditempatkan di kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Pelatihan Bakti Rimbawan ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2015.

  • Pengenalan Kesatuan Pengelolaan Hutan
  • Manajemen Kolaborasi di KPH
  • Teknik memfasilitasi komunikasi dan kerja sama di lingkungan KPH
  • Kewirausahaan di dalam KPH
  • Analisis hasil hutan bukan kayu untuk pemberdayaan ekonomi di dalam KPH
  • Pengenalan dan cara penggunaan alat penentu posisi tempat (GPS) di KPH

Untuk melihat modul, kunjungi situs internet: www.pusdiklathut.org/baktirimbawan

Temuan-temuan yang didapat dari hasil Evaluasi

Para peserta diminta memberikan umpan balik supaya apa yang mereka tangkap tentang manfaat dan tantangan dari 6 modul E-Learning yang disediakan dapat diketahui. Modul-modul tersebut mendapat nilai tertinggi dari peserta pelatihan. Rata-rata 1/3 dari peserta mengatakan bahwa modul-modul tersebut sangat menarik; daya tariknya bervariasi dari modul ke modul, berkisar antara 55 hingga 70 persen. Dua pertiga sisanya melaporkan bahwa modul-modul tersebut menarik; daya tariknya bervariasi dari modul ke modul, berkisar antara 25-37 persen.

Menariknya, 39 persen dari peserta melaporkan banyaknya materi pembelajaran baru yang diberikan dalam modul-modul E-Learning. "Menjalin dan membina kerja sama di lingkungan KPH" misalnya adalah salah satu modul yang memberikan materi yang sebagian besar di antaranya adalah baru bagi hampir setengah dari peserta (45 persen). Karena lebih dari 2/3 peserta (68 persen) mengatakan bahwa modul-modul E-Learning sangat membantu mereka dalam pekerjaan mereka di KPH di masa yang akan datang, maka dapat dikatakan bahwa E-Learning sukses besar. Dengan demikian, upaya lebih lanjut untuk menerapkan E-Learning dan Blended Learning di lingkungan CFET, balai-balai diklat kehutanan dan juga sekolah-sekolah kejuruan dapat dilakukan dengan bekal motivasi dan semangat yang besar.

Prospek ke depan

Pada akhir Maret 2015 diselenggarakan pertemuan dalam rangka membangun Sistem Manajemen Pembelajaran atau Learning Management System (LMS). Pertemuan ini membahas penyelenggaraan tugas dan tanggung jawab di lingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan (P3K) dan balai-balai diklat kehutanan (BDK). Lulusan sekolah kejuruan di bidang kehutanan (SMKK) diundang agar mereka mendapatkan wawasan tentang kemungkinan belajar melalui E-Learning dan terdorong untuk ikut terlibat dalam proses pembelajaran tersebut. Tujuan yang sangat penting dari acara pertemuan ini adalah untuk mengidentifikasi pelatihan-pelatihan di masa yang akan datang yang sesuai sebagai pelatihan campuran (Blended Learning).

Setelah lokakarya tersebut, dalam rangka mengembangkan pelatihan campuran, beberapa pelatihan bagi pelatih (ToT) selanjutnya akan diselenggarakan. Salah satu di antaranya untuk membantu pelatih mendapatkan kemampuan dan keterampilan tentang bagaimana memfasilitasi peserta dalam proses pembelajaran E-Learning yang mereka lakukan. Setelah mengikuti pelatihan tersebut, para pelatih dan anggota tim E-Learning diharapkan mampu menyelenggarakan dan mengembangkan sendiri pelatihan E-Learning/Blended Learning, pelatihan bagi pelatih untuk memfasilitasi pelatihan E-Learning dan sistem manajemen pembelajaran (LMS). Pada tahun 2016, Pusat Pendidikan dan Latihan Kehutanan dan balai-balai diklat kehutanan diharapkan sanggup mengembangkan dan berhasil melaksanakan E-Learning guna memperkuat Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia pegawai kehutanan tidak saja di Indonesia melainkan juga di kawasan ASEAN. Ini adalah langkah penting untuk mewujudkan visi menjadi pusat pelatihan kehutanan unggulan.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:

Anne-Cathrin Vonarx, Adviser for Human Capacity Development
Edy Marbyanto, Strategic Area Manager for Human Capacity Development

in cooperation with ministry of forestry and environmentCooperation - Republic of Indonesia and Federal Republic of GermanyImplemented-by-giz