1 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
2 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
3 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)

2022 04 26 Workshop Evaluasi Kesepakatan Konservasi Masyarakat fa 2

Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu melaksanakan kerja sama kemitraan konservasi dengan desa-desa di sekitar kawasan melalui Lembaga Pengelola Konservasi Desa (LPKD) yang dibentuk oleh kepala desa. Adanya kerja sama kemitraan konservasi merupakan wujud pemberian hak kepada masyarakat di sekitar Taman Nasional Lore Lindu untuk mengakses pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK), budidaya tradisional dan pemanfaatan jasa lingkungan. Sampai tahun 2021 Balai Taman Nasional Lore Lindu telah menjalin kerja sama kemitraan konservasi dengan 56 desa di sekitar kawasan taman nasional.

Dalam rangka membahas capaian, tantangan dan rencana kegiatan yang akan datang, Balai Taman Nasional Lore Lindu mengadakan lokakarya untuk mengevaluasi kesepakatan konservasi yang ditandatangani pada tahun 2019. Acara yang dibuka oleh Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional wilayah III Poso, Bapak Eko Purwanto, S. Hut., dilaksanakan pada tanggal 25 – 25 April 2022 di Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Dalam lokakarya ini dievaluasi kerja sama konservasi di lima desa di Kecamatan Lore Tengah dan empat desa di Kecamatan Lore Piore. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan, identifikasi permasalahan, serta antisipasi pemecahan masalah dalam pelaksanaan kemitraan konservasi masyarakat.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh LPKD saat mendapat dukungan pendanaan antara lain sebagai berikut:

  • Penguatan Kelembagaan, meliputi: pertemuan dan rapat rutin membahas kegiatan yang telah direncanakan, pembelian perlengkapan sekertariat, mendapat pelatihan pembukuan keuangan lembaga, mendapat pelatihan penulisan dan pendokumentasian.
  • Pengembangan Usaha Ekonomi, termasuk: melakukan identifikasi pengrajin usaha kerajinan hasil hutan bukan kayu, mendukung pengrajin usaha kerajinan rotan, pandan hutan, dan anyaman gelang Eha, mengembangan usaha ikan air tawar, melakukan usaha itik petelur. Memungut hasil hutan bukan kayu berupa rotan, bambu dan pandan hutan sebagai bahan baku kerajinan tangan.
  • Kelola Kawasan: membangun rumah bibit, mengadakan bibit tanaman multi fungsi (durian, alpukat, manggis, kemiri, rambutan, kopi, kakao), mengembangkan pembibitan jenis-jenis tanaman yang termasuk dalam hasil hutan bukan kayu berupa bibit rotan, pandan hutan serta bibit kayu.

Dalam lokakarya juga didiskusikan cara mengatasi hambatan/tantangan maupun rencana tindak lanjut, antara lain:
1. Mengaktifkan sekertariat serta menyegarkan kembali kepengurusan.
2. Kepala Resort diminta untuk membuat penyampian berjenjang kepada Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu.
3. Meningkatkan sosialisasi penyadartahuan kepada masyarakat tentang program Kemitraan Konservasi.
4. Membuat jadwal kegiatan pelatihan secara rutin untuk menarik minat generasi muda.
5. Mencari jaringan dan mitra pemasaran produk hasil hutan bukan kayu.
6. Mengidentifikasi produk unggulan untuk dipasarkan secara bersama. Salah satu komoditi yang punya potensi di wilayah Lore adalah kopi. Saat ini GIZ memfasilitasi jaringan pemasaran dengan Catur Coffee.
7. Studi banding ke Jogja untuk belajar budidaya jamur mengingat tingginya potensi jamur di daerah dan untuk menganyam kerajinan (Eha).

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Fikty Aprilinayati, Advisor Bidang Pengelolaan Hutan Lestari dan Pengelolaan Cagar Biosfer
Ismet Khaeruddin, Advisor Senior, Focal Point Keanekaragaman Hayati KFW Forest Program 3 dan Koordinator Provinsi Sulawesi Tengah

in cooperation with ministry of forestry and environmentCooperation - Republic of Indonesia and Federal Republic of GermanyImplemented-by-giz