Sejak tahun 2013 FORCLIME mendukung mitra kerja mempromosikan pengelolaan hutan lestari berkolaborasi dengan majalah National Geographic Indonesia. Tahun 2022 ini kolaborasi dengan National Geographic Indonesia untuk menyoroti pengelolaan hutan lestari dan konservasi keanekaragaman hayati di Taman Nasional Wasur di Merauke, Papua Selatan. Kegiatan yang diberi nama Pusparagam Wasur, akan menghasil produk berupa artikel fitur (feature article) dan peta informatif yang akan disisipkan pada majalah National Geographic Indonesia (NGI), serta film pendek yang akan disiarkan di media sosial NGI.
Kerja sama tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, selain materi publikasi tersebut di atas, juga dilakukan pelatihan tentang persiapan dan pengembangan virtual tour bagi staf Taman Nasional Wasur. Sebagai bagian dari instrumen promosi, virtual tour taman nasional dan destinasi ekowisata menjadi media yang paling efektif dalam mempromosikan ekowisata dalam “gaya hidup new normal” pasca pandemi. Sehingga informasi mengenai Taman Nasional Wasur dapat tersebar lebih luas.
Dalam rangka pengumpulan data dan informasi, Tim NGI melakukan ekspedisi ke Taman Nasional Wasur mulai tanggal 19 Oktober hingga 1 November 2022. Tiga hari pertama perjalanan Pusparagam Wasur diawali dengan pelatihan persiapan dan pengembangan virtual tour Taman Nasional Wasur, yang diikuti staf taman nasional. Melalui pelatihan ini, para peserta menambah keahlian dan keterampilannya dalam pembuatan film pendek untuk mempromosikan taman nasional.
Perjalanan ekspedisinya diawali dari Kampung Rawa Biru, salah satu kampung binaan taman nasional. Tempat ini menjadi titik awal Tim NGI mengambil gambar dan melakukan wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat. Lokasi-lokasi yang dikunjungi termasuk Savana Youram, Rawa Dolgamit, Pantai Tomer untuk mengambil panorama, pengamatan satwa liar, lanskap lahan basah, juga pengamatan burung migran. Selain itu, mereka juga mengunjungi kampung binaan FORCLIME dan Taman Nasional Wasur, yaitu kampung Yanggandur dan kampung Wasur. Di Yanggandur, mereka meliput kegiatan kelompok perempuan yang menghasilkan produk hasil hutan bukan kayu, termasuk madu trigona (madu dari budidaya lebah tanpa sengat), teh sarang semut (minuman herbal yang dibuat dari tanaman epifit genus myrmecodia), minyak kayu putih. Sedangkan di Wasur, mereka meliput tradisi sasi (aturan adat yang mengatur larangan untuk mengambil sumber daya alam pada lokasi atau dusun dalam jangka waktu yang tertentu). Sasi berkaitan dengan penghormatan pada sanak saudara yang meninggal dunia. Upacara yang dilakukan saat itu adalah mencabut sasi, dilakukan setelah setahun kematian sanak keluarga. Secara tidak langsung Sasi merupakan kelola wilayah, memberi waktu agar sumber daya alam memiliki waktu untuk tumbuh dan memulihkan populasi.
Hasil perjalanan Pusparagam Wasur ini akan ditayangkan pada majalah National Geographic Indonesia edisi bulan Januari tahun 2023. Melalui para pembacanya, diharapkan informasi tentang Taman Nasional Wasur dapat tersebar luas dan menjangkau khalayak nasional. Selain itu, film-film pendek yang dihasilkan dari kolaborasi ini akan ditayangkan pada media sosial NGI sehingga dapat menjangkau generasi muda.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Ratu Wina Widyawati, Advisor bidang Pengelolaan Pengetahuan