1 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
2 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
3 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)

2022 12 02 Minyak Lawang

Kelompok Tani Hutan (KTH) Bikar adalah salah satu KTH yang dibina oleh Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) Unit IV Tambrauw di Kampung Bikar, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Kampung ini memiliki beberapa potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK), salah satunya adalah minyak lawang yang dihasilkan dari pohon kayu lawang (Cinnamomum culilawan). Minyak lawang dipercaya sebagai obat luar yang berkhasiat untuk meredakan pegal-pegal, rematik serta mempercepat penyembuhan luka. Kulit kayu C. culilawan telah dimanfaatkan secara turun temurun dan dikelola secara tradisional oleh masyarakat di Kampung Bikar. Biasanya para petani membutuhkan waktu empat sampai lima hari untuk menghasilkan minyak lawang. Lokasi pengolahan minyak lawang berada di hutan dan membutuhkan waktu 1 – 2 hari perjalanan dari perkampungan. Oleh karenanya, petani biasanya berkemah di dalam hutan. Sementara itu, minyak lawang yang dihasilkan dijual ke salah satu penadah di Kota Sorong di dalam jerigen berukuran 5 Liter dengan harga berkisar Rp350.000 – Rp400.000.

Berdasarkan kondisi di atas dapat dilihat bahwa usaha (tenaga, waktu, biaya) yang dikeluarkan oleh KTH lebih besar dibandingkan dengan hasil yang diperoleh. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan dan pemasaran yang efektif dan efisien agar petani memperoleh manfaat yang lebih baik. Untuk itu, Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) Unit IV Tambrauw, didukung FORCLIME, mengadakan pelatihan pengolahan minyak lawang dan pengemasan produk dalam rangka mendorong pengelolaan produk yang lebih tepat. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 1 – 2 Desember 2022 di Kampung Bikar, Kabupaten Tambrauw dan diikuti oleh Kelompok Tani Hutan Bikar yang beranggotakan 19 laki-laki dan 8 perempuan.

Minyak lawang yang dihasilkan selanjutnya dikemas di dalam botol kaca berukuran ± 100 ml. Desain produk dibuat dengan menonjolkan identitas KTH Bikar sebagai kelompok pemilik dan pengguna HHBK dan KPHP IV Tambrauw sebagai pengelola kawasan.

Tantangan yang masih dihadapi kelompok tani adalah minyak yang diproduksi dengan pengolahan tradisional belum menghasilkan minyak yang jernih. Selain itu, untuk menghasilkan minyak lawang, masyarakat masih menebang pohonnya. Sehingga sistem produksi tersebut bersifat tidak berkelanjutan. Oleh karenanya, KPHP IV Tambrauw dan kelompok tani hutan telah memasukkan program budidaya atau penanaman pohon lawang ke dalam Rencana Kerja Kelompok Tani Hutan. Jadi setelah memanen kayu lawang, akan dilakukan penanaman sebagai pengganti pohon yang ditebang. Pelaksanaan program ini akan dikerjakan bersama-sama. Sedangkan untuk menghasilkan minyak yang lebih jernih, akan dilakukan pelatihan untuk penjernihan produk. Selain itu juga akan diadakan pelatihan terkait dengan pemasaran produk.

Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Melanesia Brigite Boseren, Advisor Junior bidang penghidupan (livelihood) pedesaaan, pengelolaan dan konservasi hutan
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat

in cooperation with ministry of forestry and environmentCooperation - Republic of Indonesia and Federal Republic of GermanyImplemented-by-giz