1 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
2 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
3 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)

Meningkatnya kesadaran, kepedulian, dan tuntutan konsumen terhadap produk berkualitas yang ramah lingkungan dan sosial telah mendorong pelaku usaha untuk mengubah orientasi usahanya. Berbagai standar dan skema sertifikasi bermunculan untuk memberikan jaminan bahwa komoditi pertanian tersebut diproduksi secara lestari dan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

GIZ FORCLIME bekerja sama dengan Yayasan Kalimajari menginisiasi rangkaian kegiatan peningkatan kapasitas petani kakao dalam implementasi sistem produksi berkelanjutan. Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk membangun kemandirian para petani serta meningkatkan kualitas dan kuantitas biji kakao.

Pendampingan dilaksanakan di dua kabupaten percontohan, Malinau (Kalimantan Utara) dan Berau (Kalimantan Timur), melibatkan perwakilan petani lokal dan dinas perkebunan kabupaten. Petani dibekali pemahaman mengenai budidaya kakao dan pengelolaan pasca panen, alur pemasaran secara berjenjang, dan pemasaran bersama untuk memperkuat posisi tawar petani. Rangkaian kegiatan meliputi lokakarya dan pelatihan mengenai praktik-praktik pertanian yang baik (Good Agriculture Practicess-GAP) dan praktik-praktik manufaktur yang baik (Good Manufacturing Practices - GMP).

Kegiatan ini mendapat respon positif dari perwakilan petani dan instansi pemerintah di kedua wilayah tersebut. Petani berkomitmen untuk memperbaiki mutu produk melalui fermentasi yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan menerapkan sistem pemasaran bersama atau satu pintu.

Sebagai informasi, Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana dengan nilai ekspor biji kakao tahunan yang cenderung meningkat. Sekitar 93% perkebunan kakao nasional diusahakan oleh rakyat dan melibatkan lebih dari 1,4 juta kepala keluarga. Petani kakao lokal memegang penanan yang sangat penting sehingga perlu dibimbing dan berpartisipasi aktif dalam mekanisme produksi berkelanjutan.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: Heinz Terhorst, Strategic Area Manager, Green Economy.

in cooperation with ministry of forestry and environmentCooperation - Republic of Indonesia and Federal Republic of GermanyImplemented-by-giz