Pada kesempatan menghadiri acara negosiasi pemerintah Jerman-Indonesia – serombongan delegasi dari Kementerian Kerjasama Ekonomi Jerman dan Pembangunan (Bundesministerium fuer Wirtschafliche Zusammenarbeit und Entwicklung - BMZ) mengambil kesempatan untuk mengunjungi Kalimantan Timur untuk memperoleh informasi dari lapangan terkait dengan pelaksanaan program kerjasama kedua Negara, yaitu FORCLIME (Program Hutan dan Perubahan Iklim) dan DeCGG (Program Desentralisasi sebagai Kontribusi untuk Tata Kelola yang Baik), kedua program didukung oleh Pemerintah Jerman. Misi terdiri dari perwakilan BMZ, anggota Kedutaan Besar Jerman, GTZ, KfW, dan DED dan dipimpin oleh Wakil Direktur untuk Asia, BMZ, yaitu Mr Dominik Ziller.
Tujuan perjalanan meliputi Tarakan, Malinau dan Samarinda, Ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Dalam kunjungan tersebut bertemu dengan Walikota Tarakan, dengan perwakilan pemerintah daerah Malinau dan juga dengan anggota pemerintah setempat dan penduduk desa Pulau Sapi dan Setulang (Malinau), serta dengan Gubernur Kalimantan Timur, Dr H. Faroek. Ishak Awang.
Kunjungan ke Pulau Sapi dan Setulang dianggap oleh salah satu delegasi BMZ sebagai hal yang menarik dari perjalanan. Topik yang dibahas penggunaan lahan tradisional, situasi akses terhadap tanah dan sumber daya alam.
Sebagai topik pembicaraan, dukungan Kerjasama Pembangunan Jerman (DED, KfW dan GTZ) di bidang hutan dan perubahan iklim merupakan salah satu isu utama yang dibahas. Untuk tujuan ini delegasi mengumpulkan informasi dari Pusat Pelatihan Kehutanan di Samarinda dan membahas isu-isu seperti kegiatan peningkatan kapasitas sebagai kesempatan untuk mengembangkan modul pelatihan yang dibuat khusus di bidang perubahan iklim, reformasi administrasi hutan, pengelolaan hutan lestari, dan pengelolaan hutan berbasis masyarakat . Dalam konteks ini delegasi juga berdiskusi tentang situasi saat ini terkait dengan kebakaran hutan di Kalimantan Timur, dengan mengunjungi ke Unit Manajemen Kebakaran Hutan yang dibangun dari program bantuan sebelumnya, IFFM (Manajemen Kebakaran Hutan Terpadu), yang didukung melalui proyek KV Jerman.
Sebelum meninggalkan Kalimantan, delegasi berkunjung ke pusat rehabilitasi Orang-utan (BOS) di Balikpapan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi primata yang terancam punah, karena perusakan habitat alami mereka.
Menjelang negosiasi antara kedua negara pada tanggal 24 November, delegasi melakukan kunjungan kehormatan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, Dr Hadi Daryanto, pada November, 23 2010 di mana kedua belah pihak menyatakan apresiasi terhadap kerjasama yang baik antara kedua negara dan pada kesempatan tersebut dinyatakan oleh Mr Ziller bahwa akan melanjutkan dukungan atas program konservasi keanekaragaman hayati sebagai salah satu bidang kolaborasi.
Dalam pertemuan tersebut Mr. Ziller menceritakan kunjungan delegasi ke Kalimantan dan menyatakan penghargaannya terhadap komitmen dan keterlibatan pemerintah daerah dan masyarakat lokal serta pelaksanaan program bilateral di Kalimantan Timur.
Mr Ziller juga mengatakan satu tantangan khusus yang dihadapi Indonesia saat ini dalam konteks pembangunan yang terjadi dengan begitu cepat:
"Kemajuan Indonesia dalam pembangunan ekonomi memiliki implikasi bagi kerjasama kita. Tantangan negara terbesar adalah bagaimana untuk secara bersamaan mendorong kemajuan ekonomi dan konservasi sumber daya alam. Dalam hal ini Indonesia telah muncul sebagai pemain global dan regional memiliki pangsa tanggung jawab dalam penyelesaian tantangan global seperti perubahan iklim. Kita harus melihat lebih dalam di daerah di mana kontribusi Jerman membuat perbedaan dan di mana dukungan melampaui mengisi kesenjangan keuangan. Indonesia dan Jerman tidak lagi dalam hubungan donor-penerima melainkan lebih kepada kemitraan pemain global. "
"Pada 24 November, pemerintah Jerman dan Indonesia menyetujui program bantuan sebesar 353 juta Euro (hampir setengah miliar Dolar AS). Program multiannual terutama bertujuan untuk mendukung upaya Indonesia dalam meningkatkan porsi energi terbarukan ramah lingkungan dalam bauran energi nasional. Untuk tujuan ini Jerman akan membiayai pembangunan pembangkit listrik panas bumi yang merupakan proyek prioritas Pemerintah Indonesia. Komitmen lebih ditujukan membiayai kapal penumpang generasi baru yang akan meningkatkan mobilitas masyarakat di daerah terpencil di Indonesia. Komitmen lebih ditargetkan untuk meningkatkan perlindungan iklim tertanam di Inisiatif Iklim Internasional dari Pemerintah Jerman dan menyiratkan proyek dengan volume 15 juta Euro"
Sumber: Release Resmi oleh Kedutaan Besar Republik Federal Jerman, Jakarta