FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Sekitar 450 petani serta perwakilan dari pemerintah daerah Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, merayakan terbentuknya Asosiasi Petani Kabupaten pada tanggal 21 Mei yang lalu.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Kabupaten Malinau, Dr Yansen, menyatakan penghargaannya atas dukungan FORCLIME dalam mempromosikan sistem agroforestry untuk memproduksi kakao yang berkelanjutan: "FORCLIME mendukung para petani kita dengan menunjukkan cara-cara yang inovatif. Sistem agroforestri yang diperkenalkan sangat erat dengan sistem tradisional pertanian yang diterapkan di sini", Dr. Yansen menambahkan bahwa sistem suksesi alami akan membawa manfaat lebih besar bagi petani kecil dibandingkan perkebunan dengan tanaman sejenis.
Dalam kunjungannya ke salah satu demplot yang didirikan dengan dukungan dari FORCLIME, para petani terkesan akan pengelolaan dengan sistem agroforestri suksesi untuk memproduksi kakao yang berkelanjutan serta tertarik melihat hasilnya. Kemajuan yang dilihat merupakan hasil kegiatan kurang dari satu tahun setelah pendirian plot tersebut, namun sudah menggambarkan hasil yang baik dan memperlihatkan potensi hasil panen yang beragam dari sistem produksi, serta potensi penyerapan dan penyimpanan karbon.
Para petani juga belajar mengenai pertumbuhan potensi pasar atas produk yang mereka hasilkan, ketika salah satu pembeli kakao dari Bathera Agro Tritama Jaya menyatakan bahwa ia masih mencari beberapa pemasok untuk memperoleh enam ton kakao per bulan, dan sudah membeli dengan harga yang lebih tinggi dari pada pasar lokal harga di kabupaten tersebut. Sebagai bentuk promosi, dia menyajikan minuman kakao untuk para petani, yang ternyata banyak dari mereka yang belum pernah merasakan minuman kakao sebelumnya, sehingga mereka sangat menikmati pengalamannya, seperti halnya juga Dr Yansen.
FORCLIME telah bekerja dengan instansi pemerintah kabupaten yang relevan dan WWF sejak Oktober 2011 untuk meningkatkan produksi kakao berkelanjutan berdasarkan suksesi alami dalam sistem agroforestri. Kegiatan meliputi pembentukan plot percontohan dengan petani sebagai dasar untuk transfer pengetahuan, fasilitasi jaringan pasar, dan pengembangan strategi.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi
timo.beiermann@giz.de or heinz.terhorst@eco-consult.com
Pada bulan April, FORCLIME menyelenggarakan lokakarya dua-hari mengenai fotografi dengan "BiodiverCity: Habitat Jakarta" sebagai bagian dari side event selama Pameran Lomba Foto FORCLIME 2011 yang ditampilkan di GeotheHaus-Jakarta dari tanggal 18 April hingga 5 Mei 2012. Side event terdiri dari presentasi, talkshow dan lokakarya yang terkait dengan hutan, konservasi keanekaragaman hayati dan perubahan iklim di Indonesia.
Lokakarya Fotografi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kekayaan fauna dan flora yang luar biaya dapat ditemukan di Jakarta. Peserta merupakan pelajar ilmu lingkungan, biologi, perencanaan tata ruang, konservasi dan kehutanan dari universitas di Jakarta dan kota-kota di sekitarnya. Selama acara 2-hari, para siswa mengunjungi Suaka Margasarwa Muara Angke untuk menambah pengetahuan tentang keragaman flora dan fauna di Jakarta sehingga memperoleh pemahaman yang lebih besar mengenai nilai-nilai penting dari ekosistem yang sehat di perkotaan. Mereka belajar tidak hanya tentang bagaimana untuk memotret alam tetapi juga mendapatkan pengetahuan tentang masalah yang saat ini dihadapi oleh kota besar seperti Jakarta karena cepatnya pembangunan kota. Foto-foto yang diambil oleh peserta selama kunjungan lapangan ditampilkan di GoetheHaus bersamaan dengan foto-foto pemenang dan runner up dari penghargaan khusus "Keanekaragaman Hayati" dan foto-foto kategori "Honourable Mention" dalam Pameran Lomba Foto FORCLIME 2011. Lomba Foto FORCLIME 2011 diselenggarakan bersama dengan Kementerian Kehutanan Indonesia dalam rangka merayakan Tahun Internasional Kehutanan 2011 di Indonesia. Foto-foto pemenang dan runner-up disajikan di website FORCLIME http://forclime.org/.
Sebagai salah satu tahapan proses untuk mendapatkan hak pengelolaan hutan dalam program Hutan Desa, pada bulan April, di Kabupaten Malinau, Hutan Desa yang diusulkan untuk Setulang, seluas sekitar 5.300 ha, menjalani proses verifikasi lapangan untuk memastikan bahwa lokasi yang diusulkan tidak tumpang tindih dengan ijin lainnya. Program FORCLIME mendukung desa Setulang dalam mempersiapkan proses ini, baik dalam aspek teknis seperti menyempurnakan draft peta yang sebelumnya dibuat oleh CIFOR dan Dinas Kehutanan Malinau, maupun dalam memfasilitasi koordinasi antara masyarakat, pemerintah Kabupaten Malinau dan tim verifikasi lapangan.
Menindaklanjuti usulan proposal untuk mengelola Hutan Lindung (Tane’ Olen) Setulang sebagai hutan desa, Kementerian Kehutanan bersama dengan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur dan Dinas Kehutanan Kabupaten Malinau melaksanakan verifikasi lapangan. Tim tersebut terdiri dari Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial (Ditjen BPDASPS), Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (UPT BPDAS) Mahakam Berau, Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah IV Samarinda, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, dan Dinas Kehutanan Kabupaten Malinau. Kawasan yang diusulkan tahun 2011 tersebut terdiri dari kawasan Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas dan berada dalam wilayah administrasi desa Setulang.
Dalam kegiatan verifikasi lapangan ini tim melakukan dialog langsung dengan lembaga pengelola hutan desa dan perangkat desa terkait, mengenai potensi konflik apa yang akan muncul, rencana pengelolaan hutan desa ke depan dan lain-lain. Tim juga melakukan observasi lapangan dengan mengecek titik koordinat yang menjadi batas wilayah hutan desa tersebut. Hasil kunjungan lapangan akan dilaporkan kepada Kementerian Kehutanan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan surat keputusan areal kerja hutan desa Setulang. Dalam berita acara tersebut Tim Verifikasi menyatakan bahwa kelengkapan administrasi sudah terpenuhi secara lengkap. Selain itu komitmen, fasilitas serta fakta-fakta di lapangan mendukung permohonan yang diajukan Setulang untuk mengelola hutan desa.
Sekretaris Kabupaten Malinau, Adry Patton, yang ditemui oleh Tim Verifikasi memberikan respon positif kepada Kementerian Kehutanan (Kemenhut) yang telah memberikan dukungan terhadap hutan desa di Malinau. Menurutnya, program Hutan Desa ini selaras dengan tujuan pembangunan kabupaten Malinau dengan Gerakan Desa Membangun (Gerdema), yaitu mewujudkan Malinau yang masyarakatnya yang semakin cerdas, sehat, produktif, dan sejahtera berbasiskan ekonomi kerakyatan dengan mendorong pembangunan hingga ke pedesaan. Selain itu juga berharap Kemenhut dapat segera merealisasikan program tersebut agar warga segera memiliki akses dan hak pengelolaan hutan yang sah secara hukum.
Kementerian Kehutanan RI melalui Peraturan Menteri Kehutanan No. P.49/Menhut-II/2008 tentang Hutan Desa telah membuka peluang bagi masyarakat lokal baik yang tinggal di dalam maupun disekitar kawasan hutan untuk dapat mengelola dan memanfaatkan wilayah hutan yang ada di desanya sendiri. Diharapkan dengan adanya akses ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Desa Setulang merupakan desa pertama di Kabupaten Malinau yang telah mengusulkan kawasan Hutan Lindung (Tane’ Olen) sebagai Hutan Desa.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Edy Marbyanto (edy.marbyanto@giz.de) atau Mustofa Ali (ali.mustofa@giz.de)