FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Pusat Diklat Sumber Daya Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Pusdiklat SDM KLHK) bekerja sama dengan FORCLIME menyelenggarakan lokakarya Penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi Widyaiswara pada tanggal 5 – 6 Juli 2017 di Bogor. Tujuan lokakarya ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan menulis karya ilmiah bagi para widyaiswara. Lokakarya dihadiri oleh 52 peserta dan dipandu oleh narasumber dari Institut Pertanian Bogor dan Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Dalam sambutan pembukaan, Kepala Pusat Diklat SDM LHK menekankan bahwa Widyaiswara dituntut untuk mengembangkan profesionalisme dan spesialisasi, termasuk menyusun karya tulis ilmiah sesuai dengan peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) nomor 26 tahun 2016. Karya tulis ilmiah merupakan salah satu indikator kompetensi profesional Widyaiswara dan sekaligus menjadi media bagi Widyaiswara dalam menyebarluaskan gagasan dan pengetahuannya.
Selama lokakarya, peserta mendapatkan ilmu dan pengetahuan terkait dengan penulisan karya ilmiah, termasuk: Kebijakan penilaian karya tulis ilmiah bagi Widyaiswara; pengembangan profesi Widyaiswara; Teknik dan praktek penulisan karya tulis ilmiah.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Edy Marbyanto, Manajer bidang Strategis, Pengembangan Kapasitas SDM
Ganjar Muldian, Pusat Diklat SDM LHK
Forum Cagar Biosfer Lore Lindu mengadakan rapat koordinasi pada tanggal 6 Juli di kantor Bappeda Provinsi Palu, Sulawesi Tengah. Forum ini kurang aktif sejak didirikan pada tahun 2011. Pertemuan ini merupakan koordinasi pertama dan membahas perencanaan strategis dan kemungkinan pengembangan untuk Lore Lindu Biosphere Reserve. Dalam pertemuan tersebut, 73 perwakilan anggota forum membahas tentang pemahaman umum tentang kemungkinan manfaat dan konsekuensi atas Lore Lindu yang dinyatakan sebagai cagar biosfer oleh UNESCO pada tahun 1977. Selain itu, peserta pertemuan mendiskusikan rencana kerja untuk 2017 dan hal-hal yang berkaitan dengan promosi kawasan, seperti logo.
Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Iptek Indonesia, LIPI, yang juga sebagai Ketua Komite Nasional Program MAB UNESCO Indonesia, Prof. Dr. Enny Sudarmonowati, dan Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi dan Informasi Kementerian Lingkungan dan Kehutanan, Listya Kusumawardhani.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Ismet Khaeruddin, Adviser Senior untuk Keanekaragaman Hayati dan focal point program KfW-Forest Programme III Sulawesi
Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS) mengundang para pihak di sekitar Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) dan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) untuk menilai efektivitas pengelolaan kawasan konservasi menggunakan Management Effectiveness Tracking Tools (METT) pada tanggal 12 – 15 Juni 2017 di Putussibau, Kalimantan Barat. Lokakarya ini dipandu oleh Ahmad Munawir, S. Hut., M. Si (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dan Dr. Ismet Khaeruddin (FORCLIME). Kegiatan ini didukung oleh FORCLIME
Hasil lokakarya tersebut menunjukkan keberhasilan pengelolaan kawasan konservasi di Kalimantan Barat. Efektifitas pengelolaan kedua taman nasional tersebut meningkat dalam dua tahun terakhir. Hasil METT di TNBK meningkat dari 58% (2015) ke 69% (2017). Sedangkan hasil METT di TNDS naik dari 70% (2015) menjadi 75% (2017).
Penggunaan Management Effectiveness Tracking Tools (METT) bertujuan untuk melaporkan perkembangan efektivitas pengelolaan, yang awalnya dikembangkan oleh Bank Dunia/WWF Alliance untuk membantu menelusuri dan memantau perkembangan capaian kegiatan. METT telah digunakan secara global di lebih 100 negara, termasuk Indonesia, yang telah menerapkan sejak tahun 2006.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Jumtani,Koordinator Provinsi, Advisor untuk Pengelolaan Hutan Berkelanjutan dan Rantai Nilai
Ismet Khaeruddin, Advisor senior bidang keanekaragaman hayati