FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
FORCLIME memfasilitasi pelatihan wanatani (agroforestry) bagi petani kakao di Malinau, Kalimantan Utara pada tanggal 19-20 Agustus 2019. Pelatihan dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Desa Wisata Setulang (kebun milik pak Pilius) dan di desa Wisata Pulau Sapi (kebun milik pak Yohanes). Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kakao di Malinau. Selain petani dari Desa Wisata Setulang dan Desa Wisata Pulau Sapi, pelatihan ini juga diikuti oleh perwakilan dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara, Lembaga Pengelola Hutan Desa Sajau, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bulungan, LSM lokal (Pionir Bulungan, Ikatan Penyuluh Agroforestri Malinau-IPAMA), Dinas Pertanian Kabupaten Malinau, SMK Pertanian Malinau (SPP Malinau) dan KPH Unit X Malinau.
Selain teori, peserta juga melakukan praktek lapangan, antara lain praktek cara melakukan pemangkasan (prunning), penjarangan (thining), pengaturan tajuk (stratification), penanganan hama dan penyakit (pest and disease handling) dan sambung samping (grafting) pada tanaman kakao. Peserta juga diajari teknik menanam padi tanpa melakukan pembakaran lahan, serta pengelolaan kebun buah dan kebun kakao dengan prinsip agroforestri.
Hasil evaluasi pelatihan menunjukkan bahwa peserta merasa puas dan memperoleh ilmu yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas kebun kakao mereka dan berharap akan ada pelatihan lanjutan untuk memperkaya pengetahuan tentang pengelolaan kebun kakao dan organisasi terkait. Setelah pelatihan, peserta akan berbagi pengetahuan yang diperoleh kepada petani di masing-masing desa.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Mohammad Sidiq, Koordinator Provinsi Kalimantan Utara
Helmi Yohanes Setiabudi, siswa magang Universitas Papua
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, didukung FORCLIME, menyelenggarakan lokakarya tentang Pengelolaan Cagar Biosfer untuk Pembangunan Berkelanjutan pada 20-22 Agustus 2019 di Bogor, Jawa Barat. 70 peserta hadir mewakili Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, LIPI, LSM, kelompok tani, swasta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan termasuk Taman Nasional, dan Bappenas.
Selama lokakarya, peserta mempelajari praktik-praktik terbaik pengelolaan cagar biosfer lain di Indonesia dan di tingkat global. Setelah diskusi dua hari, peserta lokakarya sepakat mengelola sumber daya alam di Cagar Biosfer untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Kapuas Hulu. Pelaksanaannya harus dengan cara yang berkelanjutan dan optimal berdasarkan ilmu pengetahuan, dan dengan menjunjung tinggi kearifan lokal dan keberlanjutan lanskap.
Para pihak berkomitmen melakukan tindakan, termasuk: membangun platform multi-pihak; berkolaborasi dengan pemangku kepentingan yang lebih luas dalam mengembangkan peta jalan (roadmap); bekerja dengan masyarakat, lembaga dan pemerintah, baik di tingkat pusat dan daerah; memastikan produk dan layanan lingkungan dari Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu (BKDSKH) dapat ditelusuri kembali ke sumbernya, bebas dari deforestasi, seraya memastikan kelestarian hutan alam, cadangan karbon tinggi, nilai konservasi, dan hak-hak masyarakat dan mata pencaharian, selain itu, bekerja dengan pemerintah, donor, pasar, lembaga keuangan dan LSM untuk menciptakan mekanisme pendanaan yang tepat.
Lokakarya diakhiri dengan kunjungan ke Kampung Sarongge (Kabupaten Cianjur, Jawa Barat), yang merupakan zona penyangga Cagar Biosfer Cibodas. Peserta juga berkesempatan melihat beberapa kegiatan sosial ekonomi yang diawasi oleh Taman Nasional Gede Pangrango.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Wandojo Siswanto, Manajer bidang strategis, Kebijakan Kehutanan
Mohamad Rayan, Advisor, Cross Cutting Issues
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Berau Barat mengadakan sosialisasi kemitraan kehutanan pengelolaan air terjun Tembalang, pasca diterbitkannya Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan, pada tanggal 19 Agustus 2019 di Kampung Tepian Buah, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan pemerintahan Kampung Tepian Buah, pemerintahan Kecamatan Segah, tokoh masyarakat Kampung Tepian Buah, pengurus pengelola ekowisata (Kelompok Sadar Wisata Allo Malau ), PT. Inhutani I Unit Labanan II serta FORCLIME. Dalam kegiatan tersebut KPH Berau Barat menjelaskan isi Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK. 8868/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/12/2018 tentang Pengakuan dan Perlindungan (KULIN) Kemitraan Kehutanan antara Kelompok Sadar Wisata Allo Malau dengan PT. Inhutani I Unit Labanan II. Selain itu, juga disampaikan mengenai rincian kesepakatan yang termuat dalam Naskah Kerja Sama Kemitraan Kehutanan.
Dalam acara tersebut juga dilakukan identifikasi rencana kegiatan terkait dengan pengelolaan Air Terjun Tembalang, antara lain: penandaan batas, inventarisasi potensi di area ekowisata, penyusunan desain tapak, peningkatan kapasitas, pengembangan bisnis.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Suprianto, Advisor Teknis Pengelolaan Hutan Lestari, Koordinator Kabupaten Berau
Lutz Hofheinz, Manager bidang strategis, Pembangunan KPH
Sammaria Karma, siswi magang, Universitas Cendrawasih