FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
FORCLIME mendukung Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan (IPSDH), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam menyelenggarakan lokakarya akhir dari serangkaian lokakarya mengenai revisi pedoman inventarisasi pengelolaan hutan di tingkat Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) pada 16-17 Maret 2016. Lebih dari 40 pakar kehutanan dari KLHK, universitas, KPH, FAO dan GIZ hadir pada lokakarya dua hari ini. Para ahli memberi masukan pada 'standar minimum untuk melakukan inventarisasi pengelolaan hutan' yang disusun oleh GIZ FORCLIME bekerja sama dengan ForestEye, konsultan dari Universitas Goettingen, Jerman.
Pada hari pertama, Dr. Lutz Fehrmann dari University of Goettingen, mempresentasikan rancangan standar minimum. Perwakilan dari tiga Unit Pelaksana Teknis (Balai Pemantapan Kawasan Hutan - BPKH) dari Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan yang saat ini bertugas melaksanakan inventarisasi hutan tingkat KPH menyajikan pengalaman dari lapangan termasuk tantangan dalam implementasi dan saran lebih lanjut untuk perbaikan. IPSDH memberikan gambaran tentang kerangka peraturan yang terkait dengan inventarisasi hutan. Di hari kedua dilakukan diskusi mendalam dan peserta dibagi kedalam empat kelompok kerja, yaitu desain sampling; pelaksanaan inventarisasi; pengelolaan data inventarisasi; dan kompilasi data yang kompleks seperti sosial ekonomi, ekologi, keanekaragaman hayati dan data lainnya.
Sebagai langkah selanjutnya, masukan dari lokakarya terutama hasil dari diskusi kelompok kerja, akan dimasukkan kedalam rancangan standar minimum. Yang kemudian akan diserahkan kepada IPSDH pada bulan April 2016 sebagai kontribusi GIZ FORCLIME. Revisi pedoman inventarisasi hutan di tingkat KPH diharapkan akan disahkan pada tahun 2017.
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi:
Tobias Goedde, Manajer bidang strategis, Pengelolaan Hutan Lestari
Dalam rangka membangun kapasitas pengelolaan hutan lestari melalui sertifikasi (FSC), FORCLIME bekerja sama dengan The Borneo Initiative (TBI) dan The Nature Conservancy (TNC). Tim gabungan melakukan kunjungan lapangan di tiga konsesi hutan didalam wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Berau Barat tanggal 29 Februari sampai 4 Maret. Ketiga konsesi tersebut adalah PT. Utama Damai Timber (UDIT), PT. Wana Bhakti Persada Utama dan PT. Aditya Kirana Mandiri. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk dukungan FORCLIME terhadap pengelolaan hutan lestari di wilayah kerja KPHP Berau Barat, Kalimantan Timur. Dukungan tersebut telah digagas sejak 2013 untuk mendapatkan sertifikasi pengelolaan hutan lestari melalui Forest Stewardship Council (FSC).
KPHP Berau Barat memiliki luas kurang lebih 780.000 hektare. Hampir 50% kawasannya merupakan Hutan Produksi Terbatas dan Hutan Produksi. Didalam wilayah KPHP Berau Barat terdapat 12 unit IUPHHK Hutan Alam/Hutan Tanaman. Karena itu, dilaksanakannya pengelolaan hutan lestari oleh pemegang IUPHHK merupakan kegiatan penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Dalam tahap persiapan ini perusahaan konsesi sudah melakukan (i) berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia; dan (ii) studi mengenai High Conservation Value Forests (HCVF) di kawasan konsesi hutan. Namun demikian, masih ada kendala dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam rangka penilaian FSC ini, misalnya keselamatan kerja dan pengelolaan lingakungan. Oleh karena itu, rencana kerja yang lebih lengkap akan disusun untuk menuju pelaksanan asesmen untuk mendapatkan sertifikat FSC di tahun 2016. Salah satu yang diagendakan dalam waktu dekat adalah pertemuan antara jajaran manajemen perusahaan dengan mitra-mitra kerja TBI danTNC untuk membahas persoalan penting yang ada.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Tobias Goedde, Strategic Area Manager for Sustainable Forest Management
Suprianto, Technical Advisor for FMU development, Berau office
Budi Susanto, Technical Adviser for GIS, Berau office
Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Dr. Georg Witschel, bersama rombongan melakukan lawatan ke Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 14-16 Maret 2016. Selama di Kalimantan Timur, salah satu instansi yang dikunjungi adalah Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BDLHK) Samarinda serta SMK Kehutanan Samarinda. Di BD LHK Samarinda, rombongan Duta Besar Jerman disambut dengan tari Enggang yang ditampilkan oleh siswi-siswi SMK Kehutanan Samarinda.
Kepala BDLHK Samarinda menyampaikan gambaran umum program pelatihan yang diselenggarakan oleh BDLHK Samarinda serta menjelaskan kerja sama yang dilakukan dengan FORCLIME termasuk pengembangan blended learning Pemetaan Konflik dan pengembangan kapasitas Widyaiswara melalui pelatihan dan studi banding ke Jerman. Dalam sambutannya, Duta Besar Jerman menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang telah dikembangkan dalam pembangunan kapasitas sumber daya manusia kehutanan dan berharap agar inisiatif yang sudah dikembangkan dapat ditindaklanjuti untuk mendukung terwujudnya pembangunan hutan lestari di Indonesia.
Dalam kunjungan ke BDLHK, Duta Besar Jerman berdialog dengan para peserta Bakti Rimbawan tahun 2016 yang akan ditempatkan di wilayah kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan. Selain itu menyempatkan mengunjungi kelas dan berdialog dengan siswa SM Kehutanan Samarinda.
Untuk informasi lebih lengkap, silakan hubungi:
Edy Marbyanto, Strategic Area Manager for Human Capacity Development