FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Pameran Kehutanan atau Indogreen Forestry Expo merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sejak tahun 2006. Pameran yang dilaksanakan tanggal 15 – 18 April di Jakarta Convention Centre, bertemakan “Dengan Gotong Royong Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Energi Terbarukan”. Dalam pameran tersebut, FORCLIME menampilkan informasi dan berbagi pengetahuan terkait dengan kegiatan FORCLIME di tiga kabupaten percontoahan di Kalimantan, yaitu: Berau, Kapuas Hulu, and Malinau.
Dalam acara pembukaan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga mengumumkan pemenang lomba membuat desain logo Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Lomba yang diselenggarakan atas dukungan dari GIZ FORCLIME ini bertujuan untuk meningkatkan kesadartahuan masyarakat akan KPH dan sasaran pembangunan KPH dalam mencapai pengelolaan hutan lestari melalui pelaksanaan praktik-pratik pengelolaan hutan yang baik dan pengorganisasiannya.
Selain itu, FORCLIME juga menyelenggarakan temu wicara mengenai bioenergi dari sektor Kehutanan, peluang dan tantangannya. Acara ini menampilkan tiga narasumber, yaitu: Dr. Machfudz (tenaga ahli dari Pokja Perubahan Iklim – KLHK), Rudianto Amirta, PhD (Pakar Bio Energi dari Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur) dan KH. Irham Rofi’i (Pengembang Bio Energi dari Pesantren Darul Ittihad Kabupaten Bangkalan). Temu wicara ini dihadiri oleh lebih dari 70 orang dari berbagai kalangan publik dan dipandu oleh Sdr. Edy Marbyanto (tenaga ahli dari GIZ FORCLIME). Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu sentra madu di Kalimantan Barat. Untuk meningkatkan kapasitas sentra madu hutan, Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu bekerja sama dengan mitra-mitranya (Program Tropical Forest Conservation Act Kalimantan, Asosiasi Periau Danau Sentarum, Perkumpulan KABAN, Yayasan Riak Bumi, WWF Kapuas Hulu, PRCF Indonesia, FFI Kapuas Hulu, Jaringan Madu Hutan Indonesia dan GIZ FORCLIME) menyelenggarakan pelatihan Penjaminan Mutu Oganis (PAMOR) pada bulan Februari 2015. PAMOR merupakan sistem penjaminan mutu produk organis berbasis komunitas yang digagas oleh Aliansi Organis Indonesia sebagai salah satu bentuk participatory guarantee system untuk menjamin mutu produk yang dihasilkan oleh petani produsen kecil. Jaminan mutu produk madu hutan dari Kapuas Hulu merupakan suatu kebutuhan guna menjawab tantangan pasar dan ancaman pemalsuan produk.
Pelatihan PAMOR ini merupakan bagian dari program penguatan institusi Sentra Madu Hutan Kabupaten Kapuas Hulu. Dalam acara ini, Ismet Khaeruddin, senior adviser FORCLIME, berperan aktif memandu jalannya pelatihan sebagai fasilitator utama.
Pelatihan yang diikuti oleh 103 peserta dari perwakilan desa penghasil madu hutan, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat di Kabupaten Kapuas Hulu ditindaklanjuti dengan menyusun kelembagaan unit PAMOR di Kabupaten Kapuas Hulu.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Ismet Khaeruddin, Strategic Area Manager for Biodiversity and Protected Area
Ali Mustofa, Adviser for Community Based Forestry Management
Untuk memberikan arahan dalam pengembangan sumber daya manusia Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), pada tahun 2010-2013 Pusat Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kehutanan (Pusrenbang SDMK), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sumber daya manusia di KPH yang kemudian disahkan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 68 Tahun 2013. Berbagai pihak telah melakukan kajian dan analisis terhadap SKKNI tersebut dan menemukan beberapa kekurang-akuratan sehingga perlu disempurnakan. Mempertimbangkan hal tersebut, Pusrenbang SDM bekerja sama dengan GIZ FORCLIME dan Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat pada akhir tahun 2014 melakukan kunjungan ke KPH Yogyakarta, KPH Rinjani Barat dan KPH Berau untuk memperoleh masukan terhadap SKKNI tersebut, khususnya untuk bidang pemberdayaan masyarakat, perencanaan hutan dan pemanfaatan hutan.
Hasil dari kunjungan ke tiga KPH tersebut disampaikan dalam acara Focus Group Discussion (FGD) di Bogor pada tanggal 9 Februari 2015. FGD ini ditujukan untuk mendapatkan masukan guna penyempurnaan SKKNI bidang pemberdayaan masyarakat. Diskusi ini dihadiri oleh 25 peserta perwakilan dari Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga internasional. Masukan dari peserta diskusi berkaitan dengan perlunya kompetensi penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat dan pendampingan dalam pengembangan kewirausahaan masyarakat.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan dan Balai Pendidikan dan Latihan Kehutanan secara langsung menindaklanjuti dan memanfaatkan hasil FGD untuk diintegrasikan kedalam kurikulum pelatihan yang sedang disusun.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Edy Marbyanto, Strategic Area Manager Human Capacity Development