FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Pusat Pedidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia (Diklat SDM) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerja sama dengan GIZ FORCLIME menyelenggarakan Jambore Nasional SMK Kehutanan tahun 2015 pada tanggal 17-21 Agustus 2015 di Kawasan Konservasi Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan Tema “Dengan Semangat Persatuan, Selamatkan Hutan untuk Masa Depan”. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menanamkan Korsa Rimbawan kepada seluruh peserta didik SMK Kehutanan. Selain itu untuk meningkatkan apresiasi peserta didik di bidang konservasi sumber daya alam dan mendorong mereka untuk saling berbagi pengetahuan dan keterampilan di bidang kehutanan.
Jambore Nasional diikuti oleh 300 orang yang terdiri dari 200 orang perwakilan siswa SMK Kehutanan seluruh Indonesia, 40 orang guru pendamping, 20 orang Kepala SMK Kehutanan seluruh Indonesia, 10 orang siswa Sakado (Jepang), 10 orang siswa SMA Kornita IPB, dan beberapa undangan dari pemerintahan, perusahaan mitra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan akademisi.
Kegiatan yang dilaksanakan selama Jambore antara lain: (1) Pameran berbagai produk kehutanan yang dibuat oleh sekolah; (2) Pengenalan tentang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango; (3) Lomba dan praktek kelompok terkait konservasi sumberdaya alam dan ekosistem yang meliputi wawasan tentang konservasi, inventarisasi flora dan fauna, dan identifikasi obyek daya tarik wisata alam; (4) Malam budaya, pertunjukan siswa SMK Kehutanan seperti tarian dan beladiri dari daerah masing-masing.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Edy Marbyanto, Strategic Area Manager for Human Capacity Development
Untuk menjaga kawasan dan sumber keanekaragaman hayati, pengelola Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) membuat kesepakatan bersama mengenai manajemen kolaboratif dengan perwakilan dari lima Ketemenggungan (lembaga sub-suku Dayak) yang tinggal di sekitar wilayah konservasi. Kerja sama ini diperlukan untuk mengatasi tantangan yang terus menerus dihadapi oleh taman nasional.
Dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas pihak terkait, FORCLIME memfasilitasi pelatihan Perencanaan Partisipatif Konservasi (Participatory Conservation Planning - PCP) bagi para staf teknis dan staf lapangan dari TNBK, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kapuas Hulu dan Sebatopa, perwakilan dari kelima Ketemenggungan. Pelatihan diikuti oleh 37 orang yang kemudian setelah pelatihan melakukan konsultasi di masing-masing lembaga. Selama konsultasi, mereka akan menerapkan 6S yang merupakan instrumen PCP, yaitu System atau target konservasi; Stress adalah kondisi atau kelayakan target konservasi; Sources adalah faktor yang mempengaruhi stress terhadap target konservasi; Strategy adalah hal-hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi target konservasi dan untuk menghilangkan ancaman atau sumber stres; Stakeholder adalah idividu atau kelompok yang dapat mendukung implementasi strategi serta penerima manfaat konservasi; dan Success adalah ukuran kondisi membaik dari target konservasi, ukuran eliminasi ancaman dan ukuran kapasitas untuk melaksanakan strategi konservasi.
Hasil dari konsultasi yang dilakukan di masing-masing lembaga, akan disampaikan oleh masing-masing peserta pelatihan. Mereka akan berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain dalam menerapkan pendekatan 6S.
Kepala Taman Nasional Betung Kerihun, Arif, sangat mendukung adanya pelatihan ini serta tindak lanjut dari perencanaan. Harapannya hasil dari praktek lapangan akan menjadi masukan berharga bagi manajemen TNBK untuk mengembangkan rencana induk pengembangan masyarakat. Setiap taman nasional harus memiliki rencana induk pengembangan masyarakat, termasuk TNBK.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:
Ismet Khaeruddin, strategic area manager for biodiversity conservation and protected areas
Kartika Karlina, adviser for biodiversity conservation
Lebih dari 25 instansi pemerintah dan swasta hadir dalam pertemuan nasional pertama e-learning bagi lembaga pelatihan pada tanggal 6 - 7 Agustus 2015. Pertemuan yang digagas oleh Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan GIZ FORCLIME menargetkan lembaga yang sudah menggunakan e-learning sebagai metode pelatihan atau berencana untuk melaksanakannya di masa depan.
Pembicara dari Universitas Terbuka, Lemhanas, Pusdiklat BPKP, Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, PT Telkom dan perusahaan konsultan Common Sense, memberi wawasan bagi peserta dalam menyusun strategi e-learning, alur kerja dan kurikulum masing-masing organisasi.
Dalam diskusi mengenai tantangan dan peluang E-learning, sekitar 80 peserta setuju bahwa "Kita semua berada di perahu yang sama - jadi mari kita bekerja sama". Isu paling penting yang teridentifikasi dari hasil diskusi adalah permintaan yang tinggi untuk pelatihan profesional pengembangan kapasitas manusia di Indonesia, sehingga menjadikan e-learning dan/atau blended learning merupakan kesempatan yang luar biasa bagi lembaga-lembaga pelatihan. Dari hasil diskusi peserta juga menyadari bahwa hal tersebut merupakan tugas yang kompleks bagi lembaga-lembaga pelatihan untuk mengembangkan program e-learning yang canggih (state-of-the-art) dan mengelola proses belajar yang tepat.
Untuk mendukung dan meningkatkan pelaksanaan program e-learning pada tingkat nasional, disepakati untuk meminta bantuan dari lembaga terkait untuk menyediakan:
Peserta akhirnya memutuskan untuk bergabung dalam Jejaring Nasional E-Learning, sebagai forum untuk berbagi pengalaman dan kegiatan bersama terkait dengan pengembangan e-learning.Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Edy Marbyanto and Anne-Cathrin Vonarx, Strategic Area Human Capacity Development