FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Dalam rangka pengembangan Hutan Pendidikan Universitas Ottow Geissler Papua (UOGP), pada tahun 2021 UOGP, didukung FORCLIME, melaksanakan Free Prior Informed Consent (FPIC) atau konsultasi publik dengan masyarakat adat pemilik kawasan dan masyarakat yang ada di dalam dan sekitar calon lokasi Hutan Pendidikan tersebut. Kegiatan FPIC tersebut menghasilkan kesepakatan dan mendapat dukungan dari masyarakat dan pemangku kepentingan lain atas rencana pengembangan Hutan Pendidikan. Calon lokasi Hutan Pendidikan UOGP berada pada Areal Penggunaan Lain (APL) yang dimiliki oleh masyarakat adat, sehingga penyusunan UOGP tidak perlu mengajukan proposal perizinan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Menindaklanjuti kegiatan FPIC tersebut, UOGP bersama FORCLIME melakukan diskusi membahas penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) untuk Hutan Pendidikan Universitas Ottow Geissler Papua pada tanggal 14 April 2022 di Jayapura, Papua. RPHJP ini perlu disusun sebagai instrumen manajemen agar pengelolaan Hutan Pendidikan bisa berjalan secara efektif dan terarah. Penyusunan RPHJP mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 15/MENLHK/SETJEN/KUM. 1/5/2018 tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Dosen senior Fakultas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Universitas Ottow Geissler Papua, Frank Leonardo Apituley, S.Hut., M.Si., menyambut baik gagasan penyusunan RPHJP ini. Beliau juga menambahkan bahwa selama ini kegiatan penelitian dan pendidikan sudah dilaksanakan dilaksanakan di lokasi tersebut. Selain itu Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Kesatuan Pengelolaan Hutan dan Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam Papua juga menawarkan kerja sama dan dukungan untuk pembangunan Hutan Pendidikan UOGP. Dalam diskusi juga disepakati penyusunan RPHJP ini akan ditindaklanjuti dengan identifikasi data-data yang sudah tersedia sebagai bahan untuk penyusunan deskripsi wilayah Hutan Pendidikan Universitas Otoow Geissler Papua.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Ruben Yogi, Advisor Junior bidang GIS dan pemetaan hutan
Edy Marbyanto, Manajer bidang strategis, Pengembangan kapasitas SDM
Dalam rangka menyiapkan persemaian modern yang dapat menghasilkan jenis bibit dengan kualitas yang baik, Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah yang dipimpin oleh Kepala Dinas dan didampingi oleh Kepala Bidang Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, selaku pelaksana teknis kegiatan yang membidangi kegiatan perbenihan tanaman, melakukan kunjungan ke Pusat Sumber Benih dan Perbenihan Rumpin (Rumpin Seed Source and Nursery Center-RSSNC) di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 31 Maret 2022. Kunjungan yang didukung FORCLIME ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi mengenai fasilitas utama dan pendukung yang tersedia pada persemaian modern serta untuk mengentahui tata cara atau tahapan proses produksi benih sehingga menghasilkan bibit yang berkualitas.
Hasil dari kunjungan kerja ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi untuk tindak lanjut pelaksanaan kegiatan perbenihan tanaman hutan di Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah. Informasi yang di-peroleh selama kunjungan ke RSSNC ini untuk dapat diadopsi, direplikasi maupun dimodifikasi sesuai dengan kondisi wilayah Provinsi Sulawesi Tengah guna dapat menghasilkan jenis bibit berkualitas sehingga mendukung upaya peningkatan keberhasilan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Fikty Aprilinayati, Advisor Bidang Pengelolaan Hutan Lestari dan Pengelolaan Cagar Biosfer
Ismet Khaeruddin, Advisor Senior, Focal Point Keanekaragaman Hayati KFW Forest Program 3 dan Koordi-nator Provinsi Sulawesi Tengah
Di Desa Toro, Sulawesi Tengah, budaya pemanfaatan kain kulit kayu semakin sulit ditemui. Para pengrajin kain kulit kayu di sana juga semakin sedikit karena generasi muda kurang mengenal budaya tersebut. Oleh karena itu, FORCLIME mendukung upaya Organisasi Perempuan Adat Ngata Toro (OPANT) untuk mempertahankan kebudayaan pembuatan kain kulit kayu dan pemanfaatannya menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomi, seperti hiasan atau pajangan dinding, melalui pelatihan atau sharing session kepada perempuan dan siswa Sekolah Adat. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 25-27 Maret 2022 di Sekolah Adat di Desa Toro. Kegiatan diawali dengan penanaman 200 bibit tanaman bahan baku kain kulit kayu, yakni pohon beringin (dalam bahasa lokal disebut pohon nunu), yang bibit-bibitnya telah disiapkan dalam polybag alami yang terbuat dari batang atau pelepah pohon pisangDi dalam kegiatan tersebut, dilakukan diskusi dan berbagi pengalaman terkait:
- Jenis-jenis produk yang dapat dikreasikan dari bahan kain kulit kayu.
- Pembentukan dan pengorganisasian kelompok perempuan untuk wirausaha kerajinan kain kulit kayu.
- Tempat pemasaran yang potensial untuk menjual kerajinan kain kulit kayu, misalnya Galeri Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).
Melalui pelaksanaan sharing session tersebut, diharapkan para siswa perempuan di Sekolah Adat dan perempuan di Desa Toro dapat meningkatkan pendapatannya melalui pemanfaatan kain kulit kayu untuk produksi kerajinan tangan. Selain itu, mereka juga bertanggung jawab terhadap keberlanjutan sumber material kain kulit kayu, yaitu pohon beringin.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Fikty Aprilinayati, Advisor Bidang Pengelolaan Hutan Lestari dan Pengelolaan Cagar Biosfer
Ismet Khaeruddin, Advisor Senior, Focal Point Keanekaragaman Hayati KFW Forest Program 3 dan Koordinator Provinsi Sulawesi Tengah