FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Sebagai tahap awal untuk memulai kegiatan di kampung dukungan, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua (Dinas KLH) bersama FORCLIME mengadakan sosialisasi program kerja bersama di Kampung Babrongko, Kabupaten Jayapura, Papua pada tanggal 21 Mei 2022.
Sosialisasi tersebut dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip Free, Prior Informed Consent (FPIC). Melalui pendekatan ini sejak awal disampaikan informasi secara jelas kepada masyarakat program apa saja yang dilaksanakan oleh FORCLIME dalam mendukung pengembangan kelompok tani hutan, terutama lebih fokus kepada peningkatan kapasitas masyarakat. Sosialisasi dilakukan dengan melibatkan para pihak terkait di kampung, seperti tokoh adat (Ondofolo dan kepala-kepala suku), pemerintah kampung, tokoh perempuan dan kelompok tani hutan. Kegiatan sosialisasi ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan hidup Provinsi Papua, bapak Jan Jap L. Ormuseray.
Sosialisasi tersebut merupakan proses awal untuk mendapatkan persetujuan dari masyarakat dan pihak-pihak lain terkait, sehingga setelah masyarakat mendapatkan informasi yang lengkap terkait program yang akan dilaksanakan, mereka dapat menyatakan pendapat apakah menerima atau menolak program yang akan dijalankan.
Dalam arahannya, Kepala Dinas KLH menyampaikan bahwa proses FPIC dilakukan untuk menghormati hak-hak masyarakat adat sebagai mitra Dinas KLH dalam program yang didukung oleh FORCLIME.
“FORCLIME datang dengan konsep dan upaya peningkatan kapasitas masyarakat, memulai program dengan melihat potensi yang dimiliki masyarakat bukan membawa program baru”, kata tokoh adat kampung Babrongko, Ramses Wally, setelah mendengar penjelasan dari Dinas KLH dan FORCLIME.
Kelompok perempuan agroforestry dalam sosialisasi juga menyatakan dukungannya terhadap program FORCLIME dan berharap kegiatan peningkatan kapasitas yang akan dilakukan juga turut memperhatikan kelompok perempuan yang ada, sehingga kelompok perempuan juga bisa meningkat kapasitasnya dalam mengelola HHBK.
Dalam kesempatan sosialisasi ini juga diperkenalkan kepada masyarakat fasilitator kampung Babrongko, yaitu Septinus Wally, yang juga merupakan putra asli kampung Babrongko.
Tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi ini adalah akan diadakannya FGD bersama kelompok tani hutan di kampung Babrongko.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat
FORCLIME telah mengadakan program magang sejak tahun 2019, dan pada tahun 2021 melibatkan tiga universitas, yaitu Universitas Cenderawasih, Universitas Papua dan IPB University. Empat mahasiswa Uni-versitas Papua mengikuti program magang ini.
Setelah mengikuti program magang selama enam bulan (Oktober 2021 - Maret 2022), peserta magang dari Universitas Papua mempresentasikan hasil pembelajaran yang diperoleh selama mengikuti program terse-but pada tanggal 19 Mei 2022 di ruang pertemuan Fakultas Kehutanan Universitas Papua di Manokwari, Papua Barat. Acara yang dibuka oleh Dekan Fakultas Kehutanan, Dr. Jonni Marwa, S.Hut., M.Si., dihadiri oleh mahasiswa dan dosen dari Fakultas Kehutanan Universitas Papua.
Dalam presentasinya, mereka menjelaskan kegiatan yang dilakukan selama magang, termasuk:
- Pengenalan tentang GIZ dan FORCLIME;
- Mengikuti pelatihan Free, Prior Informed Consent (FPIC) bersama Universitas Ottow Geissler Papua;
- Termasuk dalam tim survei sosial-ekonomi, konservasi dan pelayanan kesehatan masyarakat dalam pelaksanaan pelaksanaan studi kelayakan program konservasi hutan melalui pelayanan kesehatan untuk masyarakat di dalam dan di sekitar hutan, sebagai upaya menyelaraskan kesehatan manusia dan kesehatan hutan di Tanah Papua, yang dilaksanakan oleh Yayasan Alam Lestari (ASRI);
- Terlibat dalam kegiatan identifikasi desa untuk pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan Bersama masyarakat di Sorong Selatan;
- Menghadiri lokakarya penyusunan rencana kerja tahunan FORCLIME;
- Terlibat dalam persiapan lokakarya Menulis tentang Kabupaten Konservasi dan Hutan Adat di Kabupat-en Tambrauw. Bahkan dua siswa magang melakukan studi untuk menyusun tugas akhirnya (skripsi).
“Magang merupakan salah satu target kita untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa kita, bukan saja soal pengetahuan tetapi juga praktik-praktik di lapangan”, kata Dr Jonni Marwa, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Papua.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Nita Yohana, Advisor bidang pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua Barat
Melanesia Brigite Boseren, Advisor Junior bidang penghidupan (livelihood) pedesaaan, pengelolaan dan konservasi hutan
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu melaksanakan kerja sama kemitraan konservasi dengan desa-desa di sekitar kawasan melalui Lembaga Pengelola Konservasi Desa (LPKD) yang dibentuk oleh kepala desa. Adanya kerja sama kemitraan konservasi merupakan wujud pemberian hak kepada masyarakat di sekitar Taman Nasional Lore Lindu untuk mengakses pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK), budidaya tradisional dan pemanfaatan jasa lingkungan. Sampai tahun 2021 Balai Taman Nasional Lore Lindu telah menjalin kerja sama kemitraan konservasi dengan 56 desa di sekitar kawasan taman nasional.
Dalam rangka membahas capaian, tantangan dan rencana kegiatan yang akan datang, Balai Taman Nasional Lore Lindu mengadakan lokakarya untuk mengevaluasi kesepakatan konservasi yang ditandatangani pada tahun 2019. Acara yang dibuka oleh Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional wilayah III Poso, Bapak Eko Purwanto, S. Hut., dilaksanakan pada tanggal 25 – 25 April 2022 di Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Dalam lokakarya ini dievaluasi kerja sama konservasi di lima desa di Kecamatan Lore Tengah dan empat desa di Kecamatan Lore Piore. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan, identifikasi permasalahan, serta antisipasi pemecahan masalah dalam pelaksanaan kemitraan konservasi masyarakat.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh LPKD saat mendapat dukungan pendanaan antara lain sebagai berikut:
Dalam lokakarya juga didiskusikan cara mengatasi hambatan/tantangan maupun rencana tindak lanjut, antara lain:
1. Mengaktifkan sekertariat serta menyegarkan kembali kepengurusan.
2. Kepala Resort diminta untuk membuat penyampian berjenjang kepada Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu.
3. Meningkatkan sosialisasi penyadartahuan kepada masyarakat tentang program Kemitraan Konservasi.
4. Membuat jadwal kegiatan pelatihan secara rutin untuk menarik minat generasi muda.
5. Mencari jaringan dan mitra pemasaran produk hasil hutan bukan kayu.
6. Mengidentifikasi produk unggulan untuk dipasarkan secara bersama. Salah satu komoditi yang punya potensi di wilayah Lore adalah kopi. Saat ini GIZ memfasilitasi jaringan pemasaran dengan Catur Coffee.
7. Studi banding ke Jogja untuk belajar budidaya jamur mengingat tingginya potensi jamur di daerah dan untuk menganyam kerajinan (Eha).
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Fikty Aprilinayati, Advisor Bidang Pengelolaan Hutan Lestari dan Pengelolaan Cagar Biosfer
Ismet Khaeruddin, Advisor Senior, Focal Point Keanekaragaman Hayati KFW Forest Program 3 dan Koordinator Provinsi Sulawesi Tengah