FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Dalam rangka persiapan seleksi fasilitator kampung binaan, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua dan FORCLIME mengadakan pertemuan tanggal 16 Februari 2022 di Kantor BBKSDA di Kota Jayapura, Papua. Selain Tim FORCLIME Papua, dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Kepala sub bagian Program dan Kerja Sama, Ibu Rian Agustina, SpPt., M.I.L., dan Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan, Bapak Julius Palita, S.Hut serta Bapak Chandra Irwanto Lumban Gaol, S.Hut., Penyuluh Kehutanan BBKSDA Papua. Pertemuan ini dilakukan dalam rangka persiapan pelaksanaan kegiatan FORCLIME untuk mendukung BBKSDA Papua di dua kampung terpilih sekitar CA Cycloop-Youtefa, yakni kampung Tablasupa dan Kampung Dosay di Kabupaten Jayapura.
Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan bersama di kedua desa tersebut akan direkrut fasilitator kampung yang akan melakukan pendampingan dan memonitor pelaksanaan kegiatan. Calon-calon fasilitator akan diseleksi dari generasi muda yang memiliki latar belakang teknis kehutanan dan atau pengetahuan alam. Selain itu, juga yang telah berpengalaman dalam kegiatan pendampingan di kampung binaan BBKSDA. Sehingga mereka menjadi peluang untuk pengembangan dan implementasi program Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM).
Setelah pengumpulan calon-calon fasilitator dan proses seleksi, rekomendasi fasilitator kampung akan disampaikan pada awal bulan Maret.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Rut M Ohoiwutun, Advisor Junior bidang hutan kemasyarakatan dan hutan adat, Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Papua bersama FORCLIME sepakat menetapkan Kampung Babrongko di Distrik Ebugfauw Kabupaten Jayapura sebagai kampung binaan bersama. Dalam rangka membahas kegiatan yang akan dilaksanakan bersama di kampung tersebut, DKLH Papua dan FORCLIME mengadakan pertemuan pada tanggal 15 Februari 2022 melalui daring, dan dibuka oleh Kepala Bidang Perencanaan Kehutanan Dinas KLH Provinsi Papua, Dr. Estiko Tri Wiradyo, SH. M.Si. Dalam pertemuan dibahas rencana tindak lanjut setelah Kampung Babrongko ditetapkan sebagai kampung binaan, termasuk:
- Kunjungan lapangan untuk pengambilan data potensi dan data sosial-ekonomi-budaya sebagai dasar untuk pengembangan program.
- Rekrutmen fasilitator kampung.
- Dukungan FORCLIME untuk pengembangan organisasi kelompok, penguatan kapasitas kelompok untuk pengembangan produk potensial dan promosi terkait ekowisata.
Kampung Babrongko merupakan kampung dampingan DKLH Provinsi Papua sejak tahun 2012. Beberapa program yang telah dilakukan bersama masyarakat diantaranya pemetaan hutan sagu seluas 18 Ha yang meliputi kampung Bhaborongko dan Simporo, budidaya kayu Kombo, sebagai bahan ukiran kulit kayu. Selain itu, DKLH juga sudah melakukan pemetaan wilayah adat termasuk hutan adat di Kampung Babrongko.
Potensi yang bisa dikembangkan di Kampung Babrongko antara lain adalah ekowisata. Di kampung tersebut ada lokasi tempat main burung cenderawasih, hutan sagu yang masih alami bisa dikembangkan treking di hutan sagu, serta lanskap danau dengan pemandangan pegunungan Cycloop. Selain itu, juga memiliki kesenian dan budaya yang menarik. Kampung Babrongko juga memiliki potensi ikan air tawar khususnya ikan gabus, biota endemik Danau Sentani, yang dapat dibudidayakan.
Tindak lanjut pertemuan koordinasi ini adalah kunjungan lapangan untuk pengambilan data potensi dan data sosial-ekonomi-budaya dan proses rekrutmen fasilitator kampung.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat
Dalam rangka memperingati Hari LahanBasahSedunia (World Wetlands Day) 2022 yang jatuh pada tanggal 2 Februari, Pemerintah Provinsi Papua merayakannya dengan mengadakan berbagai acara mulai tanggal 21 Januari hingga 2 Februari 2022. Pada tahun ini, World Wetlands Day bertemakan ‘Wetland Action for People and Nature”. Perayaan Hari Lahan Basah Sedunia ini merupakan ajang yang tepat untuk mensosialisasikan pentingnya lahan basah bagi konservasi keanekaragaman hayati dan perubahan iklim. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tersebut meliputi: Sosialisasi Ramsar Site kepada siswa, mahasiswa dan pencinta alam; Pengamatan burung migran; Lomba menggambar tingkat sekolah dasar.
Puncak perayaan Hari Lahan Basah Sedunia dilaksanakan pada tanggal 2 Februari di Bumi Perkemahan Taman Nasional Wasur, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua dan dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Merauke, H. Riduan, S.Sos., M.Pd. Dalam acara puncak tersebut dilakukan berbagai kegiatan, termasuk aksi tanam pohon Kayu Putih; Pelepasan satwa liar yang dilaksanakan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua di Rawa Biru diantaranya 300 ekor Arwana Irian (Scleropages jardinii) hasil penyisihan kuota tangkap tahun 2021,Sembilan ekor Kura-kura Papua Leher Panjang (Chelodina novaeguineae) yang merupakan translokasi dari DKI Jakarta pada tahun 2021, tiga ekor Soa Payung (Chlamydosaurus kingii) dan delapan ekor Kadal Lidah Biru (Tiliqua gigas) translokasi dari Sumatera Selatan tahun 2021.
Dalam acara puncak tersebut, Wakil Bupati Merauke menyampaikan komitmen Pemerintah Kabupaten Merauke untuk membangun sinergi dengan Taman Nasional Wasur dalam mengembangkan wisata berbasis alam dan pengembangan produk-produk di Wilayah Taman Nasional Wasur. Komitmen tersebut dituangkan melalui penandatanganan dokumen oleh para pihak untuk mendukung pengelolaan dan perlindungan lahan basah di Taman Nasional Wasur.
Taman Nasional Wasur adalah taman nasional dengan lahan basah terbesar di Provinsi Papua, merupakan daerah yang berperan dalam melindungi kelestarian dan fungsi lahan basah dan juga memainkan peran penting sebagai tujuan persinggahan bagi burung migran. Melalui Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 1991, Taman Nasional Wasur resmi menjadi bagian dari situs Ramsar (Konvensi Internasional untuk pelestarian lahan basah bernilai penting) pada tanggal 16 Maret 2006.
Dalam acara tersebut, Taman Nasional Wasur juga mempromosikan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang dikembangkan oleh masyarakat adat sebagai mitra tamann asional. Kegiatan pengembangan HHBK dan jasa lingkungan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat ini menjadi pendorong dan motivasi sebagai sumber kegiatan ekonomi kreatif yang memberikan manfaat ekonomi bagi kelompok masyarakat dampingan.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Ruben Yogi, Advisor Junior bidang GIS dan pemetaan hutan
Theodora F. Resubun, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan coordinator Provinsi Papua dan Papua Barat