FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Dalam rangka melanjutkan kegiatan pendampingan untuk Kelompok Tani Hutan (KTH) di Kampung Yanggandur dan Kampung Wasur, Merauke, FORCLIME berkoordinasi dengan Balai TN Wasur untuk mendiskusikan kegiatan prioritas tahun 2023 yang akan dilakukan bersama-sama di kedua kampung tersebut. Pertemuan ini dilaksanakan pada Rabu, 11 Januari 2023 di Kantor Balai TN Wasur dan dipimpin oleh Kepala Balai TN Wasur, Bapak Yarman, S.Hut, M.P.
Pertemuan diawali dengan evaluasi kegiatan pendampingan tahun 2022. Selama tahun 2022, FORCLIME telah mendukung sosialisasi program dengan prinsip-prinsip Free, Prior Informed Consent (FPIC), serta penguatan kapasitas KTH untuk kelola wilayah, kelola lembaga, dan kelola usaha. FORCLIME juga memfasilitasi kunjungan studi ke KTH di Bali Barat dan pameran ke Jayapura. Adapun kelompok di Wasur berfokus pada pengembangan jasa wisata alam, budidaya anggrek, serta pengembangan teh sarang semut. Sedangkan, kelompok di Yanggandur berfokus pada pengembangan HHBK seperti madu trigona, minyak kemiri, minyak kayu putih, minyak buah merah, abon ikan mujair, dan produk olahan dari pisang.
Berdasarkan hasil diskusi, di tahun 2023 akan kembali dilakukan penguatan kapasitas KTH serta analisis dan peningkatan akses ke pasar. Bapak Yarman juga memberikan arahan untuk mendukung pengurusan izin edar dan izin tangkar anggrek sehingga pemasaran anggrek bisa dilakukan secara lebih luas.
Di akhir pertemuan, Bapak Yarman memberikan kesan terhadap kegiatan pendampingan. “Semoga dengan adanya kegiatan pengembangan masyarakat di kampung dukungan, mereka bisa mendapatkan manfaat ekonomi secara optimal dari pengelolaan HHBK dan meningkatkan taraf kehidupan mereka,“ ucapnya.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor Pengelolaan Hutan Lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer Bidang Strategis, Pengelolaan Hutan Lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat
Dalam rangka pengelolaan pengetahuan tentang keragaman hayati yang ada di kawasan Taman Nasional Wasur (TN Wasur), Balai Taman Nasional Wasur, didukung FORCLIME, menyusun buku panduan lapangan mengenai reptil yang ada di kawasan taman nasional dan sekitarnya. Buku tersebut diinisiasi oleh staf TN Wasur, pak Zaenal Arifin, A.Md, polisi kehutanan penyelia, yang kemudian ditinjau ulang (review) oleh seorang ahli herpetofauna, Burhan Tjaturhadi, S.Si., M.Sc.
Untuk menyempurnakan buku tersebut, Balai TN Wasur mengadakan pertemuan pada tanggal 10 Januari 2023 di Ruang Rapat Balai TN Wasur di Merauke, Provinsi Papua Selatan. Dalam pertemuan tersebut, pak Burhan menyampaikan hasil kaji ulangnya terkait jenis-jenis reptil (ular, kura-kura, kadal) dari data yang telah dihimpun oleh TN Wasur, termasuk sebaran jenis dan juga membandingkan dengan sebaran species dan statusnya.
“Buku panduan reptile ini akan sangat bermanfaat karena selama ini data yang dihimpun oleh TN Wasur sudah cukup banyak, dengan pendokumentasian dalam bentuk buku akan menjadi sumber informasi, bukan hanya bagi TN Wasur tetapi juga untuk wilayah Merauke dan sekitarnya”, kata Kepala Balai TN Wasur, Yarman S.Hut, M.P., dalam sambutannya saat membuka pertemuan.
Dalam pertemuan tersebut, pak Burhan juga memberikan bimbingan teknis kepada staf TN Wasur mengenai pengenalan jenis reptil, termasuk bagaimana cara mengetahui jenis ular berbisa dan tidak berbisa, data apa saja yang harus diambil untuk mengidentifikasi jenis reptil. Selain itu, juga disampaikan pengetahuan mengenai jenis reptil dan penyebarannya. Pada kesempatan tersebut, staf TN Wasur juga menyampaikan beberapa hasil temuan jenis katak untuk diidentifikasi.
Setelah pertemuan ini, buku Panduan Lapangan Reptil di Kawasan Taman Nasional Wasur dan sekitarnya akan difinalisasi agar segera tersedia bagi para pihak yang memerlukan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat
Sebagai upaya menjaga kelestarian tumbuhan dan satwa liar, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Papua, didukung FORCLIME, mengadakan lolakarya mengenai Pembinaan Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar pada tanggal 6 Januari 2023 di Jayapura, Provinsi Papua. Lokakarya yang dibuka oleh Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua, A.G. Martana, S.Hut., M.P., dilaksanakan secara hybrid (daring dan luring).
Lokakarya tersebut dihadiri pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yaitu Direktur Konservasi Keanakeragaman Hayati dan Sumber Daya Genetik, drh. Indra Eksploitasia, M.Si., dan perwakilan dari Direktorat Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan, Usaha dan Kegiatan, serta kepala unit pelaksana teknis KLHK di Provinsi Papua (Pusat Pengedalian Pembangunan Ekoregion, Balai Pengelola DAS Mamberamo, Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan, Balai Pengelolaan Hutan Lestari), dan kepala taman nasional di Papua (Wasur, Lorentz, Teluk Cenderawasih). Selain itu, juga hadir Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Jayapura, serta pihak swasta yang bergerak dalam pemanfaatan sumber daya alam di Provinsi Papua.
“Ada tiga pilar yang menjadi dasar pengelolaan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, yaitu: Perlindungan sistem penyangga kehidupan; Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa liar beserta ekosistemnya; Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya,” kata Kepala BBKSDA dalam sambutannya. “Pelaksanaan ketiga pilar tersebut apabila dijalankan dengan konsisten dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan mutu kehidupan manusia“, tambahnya.
Dalam lokakarya tersebut, peserta mendapatkan informasi dan pengetahuan dari beberapa narasumber, sebagai berikut:
Sebagai rangkaian dari lokakarya tersebut, pada hari berikutnya, 7 Januari 2023, BBKSDA Papua bersama mitra terkait melakukan pelepasliaran 19 satwa liar di hutan dekat Kampung Dosai. Satwa yang dilepasliarkan termasuk dua ekor ular sanca bibir putih (Leiopython albertisii), tiga ekor ular sanca hijau (Morelia viridis), satu ekor ular boa tanah papua (Candoia aspera), dua ekor biawak papua (Varanus salvadorii), delapan ekor kasturi kepala hitam (Lorius lory), dan tiga ekor kakatua koki (Cacatua galerita). Satwa-satwa tersebut merupakan translokasi dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur, selain itu, juga penyerahan dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura, Polairud Polda Papua, dan masyarakat.
Tindak lanjut dari lokakarya ini adalah pendampingan kepada kelompok tani hutan di kampung dukungan, terutama terkait dengan pemanfaatan anggrek untuk mendapatkan perizinan melalui Online Single Submission (OSS).
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat