FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua bersama FORCLIME mengadakan rapat koordinasi pada tanggal 23 Juni 2021 untuk membahas implementasi kegiatan FORCLIME yang bersinergi dengan rencana pembangunan kehutanan di Provinsi Papua. Dalam rapat koordinasi tersebut FORCLIME melakukan expose Rencana Strategis FORCLIME 4.0 yang telah ditandatangani oleh Kepala Biro Perencanaan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai Project Executing Agency FORCLIME.
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, Jan Jap L. Ormuseray SH, M.Si., berkata “Rencana Program FORCLIME 4.0 sejalan dengan rencana strategis dinas kehutanan dan sesuai dengan visi pembangunan kehutanan di Papua, yaitu "Hutan Lestari–Masyarakat Sejahtera”. Diharapkan program-program yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat bagi kelestarian hutan dan bagi masyarakat”, tambahnya.
Sebagai tindak lanjut, Tim FORCLIME 4.0 Papua akan melakukan koordinasi dengan bidang terkait untuk menyinkronkan program kerja prioritas tahun 2021. Selain itu, Tim juga mulai mengidentifikasi dan merencanakan kunjungan lapangan ke kampung binaan potensial yang akan menjadi kampung pilot FORCLIME 4.0 di Papua.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat
Dalam rangka mendapatkan masukkan terutama terkait lokasi-lokasi yang potensial untuk dijadikan kampung percontohan (pilot village) FORCLIME melakukan pertemuan koordinasi dengan Gugus Tugas Masyarakat Adat (GTMA) pada tanggal 22 Juni 2021 di Jayapura, Provinsi Papua. Pertemuan tersebut dibuka oleh Asisten I Setda Kabupaten Jayapura, sebagai Ketua GTMA, bapak Abdul Rahman Basri, S.Sos, M.KP.
Di Kabupaten Jayapura, GTMA bekerja sama dengan mitra pembangunan lainnya telah melakukan pemetaan dan pembinaan Masyarakat Hukum Adat (MHA) di wilayah Kabupaten Jayapura. Kegiatan pemetaan yang dilakukan oleh GTMA tersebut meliputi: pemetaan wilayah adat Buyaka (pinggiran Danau Sentani), wilayah adat Oktim (meliputi Unurumguay, Kaureh, Yapsi, dan Airum), wilayah adat Dmutru (Nimboran, Elseng di Distrik Kemtuk dan Kemtuk Gresi), wilayah adat Imbinumbay (Distrik Rafinerara yang berbatasan dengan Kota Jayapura) dan wilayah adat Yewena Yonsu (Distrik Depapre di kampung Tablasupa dan Tablanusu). Selain itu,
GTMA bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua dan Pemda Kabupaten Jayapura telah berhasil menggugah 11 kampung di wilayah Nimbokrang yang kemudian menandatangani kesepakatan untuk menjadikan wilayah mereka sebagai hutan Konservasi Adat.
Tindak lanjut dari pertemuan koordinasi tersebut adalah mengidentifikasi dan menentukan lokasi kampung percontohan FORCLIME yang akan mengembangkan program perhutanan sosial. Penentuan lokasi juga memperhatikan aspek kesiapan lokasi, yang ditandai dengan adanya keterlibatan aktif pihak lain seperti CDK Jayapura dalam mendorong kegiatan tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Rut Ohoiwutun, Junior Advisor, Hutan masyarakat dan hutan adat
Theodora F. Resubun, Advisor, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Sebagai tindak lanjut lokakarya perencanaan program FORCLIME 4.0 di Papua Barat, tim FORCLIME melaksanakan pertemuan koordinasi bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat selaku anggota Tim Pengarah Program FORCLIME 4.0 pada tanggal 21 Juni 2021 di Manokwari, Papua Barat. Pertemuan dihadiri juga oleh perwakilan dari Biro Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Koordinasi ini bertujuan untuk mendapatkan arahan Balitbangda Provinsi Papua Barat terkait pelaksanaan FORCLIME 4.0, serta mendapatkan informasi dan memahami kegiatan dan aktivitas yang telah dan akan dilaksanakan di Provinsi Papua Barat oleh pemerintah dan mitra–mitra pembangunan. Dalam pertemuan tersebut dibahas tiga poin utama, yaitu persiapan Simposium Internasional Flora Malesiana ke-12 di Manokwari, pembangunan museum dan pusat penelitian terkait keanekaragaman hayati, dan penyampaian informasi program doktoral yang merupakan kerja sama Universitas Indonesia dan Universitas of Freiburg Jerman tentang Basic Income.
Pelaksanaan Simposium Internasional Flora Malesiana merupakan kesempatan bagi FORCLIME untuk berbagi informasi terkait Studi Kesenjangan Mekanisme Bagi Hasil (Access and Benefit Sharing). Saat ini, FORCLIME yang diwakili oleh Nita Yohana telah dilibatkan dalam Kelompok Kerja (Pokja) Simposium Internasional Flora Malesiana ke-12. Wacananya, FORCLIME akan diberikan satu venue dalam acara tersebut.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Nita Yohana, Advisor bidang pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua Barat
Melanesia Brigite Boseren, Advisor Junior bidang pengelolaan dan konservasi hutan, Papua Barat
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat