FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Dalam rangka mendukung Provinsi Papua Barat sebagai tuan rumah side event G20 terkait dengan pemuda (Y20) dan gender (W20), Universitas Papua bersama dengan FORCLIME mengadakan talkshow dan pameran di Manokwari, Papua Barat. Tema talkshow Y20 adalah Supporting Papua’s green future, sedangkan tema talkshow W20 adalah Perempuan dalam Pengelolaan Hutan Lestari di Tanah Papua. Kedua acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 20 Mei dan 21 Mei 2022 di Arboretum Universitas Papua, Manokwari, Papua Barat.
Ada dua sesi dalam Talkshow Y20, sesi pertama mengusung topik berbagi pembelajaran terkait dengan Program Magang FORCLIME bagi mahasiswa dari universitas di Tanah Papua sebagai sarana belajar praktik menerapkan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh di kampus, dan belajar mengenal dunia kerja. Program magang ini telah dilakukan sejak tahun 2019 dan merupakan salah satu upaya FORCLIME dalam mendukung pembangunan hijau di Tanah Papua.
Pembicara yang dihadirkan dalam acara talkshow tersebut adalah alumni magang FORCLIME yang saat ini telah bekerja dan beraktivitas di bidang riset, pembangunan hutan pendidikan, program hutan dan perubahan iklim di Tanah Papua.
Peserta Talkshow Y20 sekitar 384 orang, yang merupakan mahasisawa di perguruan tinggi di Provinsi Papua Barat, seperti Universitas Papua, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum, komunitas pemuda, organisasi pemuda, Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, dan beberapa dinas Pemerintah Kabupaten Manokwari.
Calvin Wambrauw, alumni Fakultas Kehutanan Universitas Papua yang juga alumni Program Magang FORCLIME tahun 2020, yang saat ini bekerja sebagai staff di salah satu LSM di Biak, menyampaikan bahwa dari magang FORCLIME mendapatkan banyak pembelajaran dan pengetahuan sehingga dapat digunakan dan diterapkan ketika memimpin tim kerja di tempat kerjanya saat ini.
“Bukan hanya mendapatkan ilmu pengetahuan, magang di FORCLIME juga memberikan kesempatan kepada saya melihat secara langsung bagaimana dunia kerja sebenarnya. Contohnya, saya berkesempatan ikut serta dalam kegiatan meeting internal Penyusunan Annual Workplan FORCLIME di Sentul, Bogor”, kata Desi Barangkea, alumni Program Magang FORCLIME tahun 2021 dari Fakultas Kehutanan Universitas Papua. Menurut Desi, ini untuk pertama kali dia ikut terlibat dalam suatu kegiatan penyusunan dokumen penting dengan diikutsertakan secara penuh tanpa memandang status magang dan mendapatkan kesempatan yang sama dengan staf FORCLIME baik dalam menyuarakan pendapat, memberi masukan dan saran. Sebagai bonusnya, Desi sangat bahagia karena dapat kesempatatan menginjakan kaki di Ibukota Negara Indonesia, Jakarta, untuk pertama kalinya. Ditambahkan Desi, selama ini dia tidak terlalu memprioritaskan belajar Bahasa Inggris, namun dengan mengikuti program magang memberikan dorongan untuk dapat menguasai Bahasa Inggris agar dapat bersaing di dunia kerja, seperti yang dia saksikan selama magang di FORCLIME.
Sesi kedua dalam Talkshow Y20 menampilkan topik Pemuda Inspiratif di Provinsi Papua Barat. Sesi ini menampilkan pemuda-pemuda yang telah berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat di Papua Barat. Para pihak yang tampil dalam sesi ini termasuk Papua Muda Inspiratif, Pemuda Gereja dan Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Papua, serta Komunitas Suka Membaca Provinsi Papua Barat. Dalam talkshow ini mereka berbicara untuk mengembangkan Papua Muda yang inspiratif, kontribusi Pemuda Gereja dalam mendukung pendidikan pemuda, serta membagi semangat dalam berbagi untuk pendidikan di Tanah Papua.
Talkshow W20 menampilkan topik Birokrasi dan Peran Kaum Perempuan, dan Peran Perempuan dalam Pemanfaatan Hutan di Tingkat Tapak. Dalam sesi ini, tampil tiga perempuan sebagai narasumber, yaitu perwakilan dari Bappeda Provinsi Papua Barat berbicara mengenai perencanaan responsif gender dan budgeting di Papua Barat; perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua Barat menyampaikan program yang didorong dalam menunjang pemberdayaan perempuan melalui pendidikan di Provinsi Papua Barat. Dan perwakilan dari Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat yang berbagi pengalaman terkait dengan peran perempuan dalam pengelolaan hutan lestari.
Peserta Talkshow W20 sekitar 320 orang, yang mewakili organisasi dan komunitas perempuan di Provinsi Papua Barat, mahasiswa, Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua Barat dan beberapa dinas Pemerintah Kabupaten Manokwari.
Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Papua Dr. Jonni Marwa, S.Hut., M.Si., sebagai tuan rumah Talkshow Y&W20, menyampaikan terima kasih kepada GIZ yang telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa Fakultas Kehutanan untuk magang di FORCLIME. Harapannya, kegiatan ini selain menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peserta magang juga turut mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam hal Pengabdian Kepada Masyarakat.
Sementara itu, Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat yang menjadi pembicara Talkshow W20 menyampaikan bahwa peran perempuan dalam pengelolaan hutan tidak dapat dikesampingkan. Karena yang bekerja mengambil hasil hutan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga adalah perempuan, serta perempuan pulalah yang akan menghasilkan generasi muda yang perduli dengan alam. Harapannya hasil diskusi yang menghasilkan pikiran-pikiran baik ini dapat dimasukkan dalam rekomendasi untuk dibawa dalam pertemuan G20 di Bali pada bulan Oktober 2022. Dalam sesi yang sama, pembicara dari Tokoh Adat Perempuan Kampung Bikar, Mama Yusmina Yekwam, menyampaikan bahwa perempuan di Kampung Bikar sudah memahami pentingnya menjaga hutan. “Kami hanya mengambil hasil hutan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, serta melakukan penananam di lahan-lahan yang membutuhkan”, kata mama Yusmina Yekwam.
Mereka sangat paham, merekalah garda terdepan untuk melindungi dan menjaga hutan.
Selama acara dua hari tersebut, juga dilaksanakan pameran yang melibatkan kelompok pemuda dan perempuan di Papua Barat. Mereka menampilkan hasil hutan bukan kayu yang diproduksi oleh UMKM dan mama-mama Papua Barat.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Nita Yohana, Advisor bidang pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua Barat
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua
Sebagai tindak lanjut diskusi tahun lalu, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manokwari menerbitkan hasil-hasil penelitian terkait dengan hasil hutan bukan kayu. Penerbitan publikasi hasil penelitian tersebut, didukung FORCLIME, diserahterimakan dari Direktur Program FORCLIME kepada Kepala BP2LHK, Solichin, SH., pada tanggal 19 Mei 2022 di kantor BP2LHK di Manokwari, Papua Barat. Ada lima publikasi dengan judul, sebagai berikut:
- Keanekaragaman Flora Taman Wisata Alam Gunung Meja Papua Barat,
- Masoi – Informasi Hasil Penelitian di Tanah Papua,
- Etnobotani Tumbuhan Hutan sebagai Tanaman Obat di Papua,
- Tanaman Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) – Berbagai varietas di Demplot Koyani dan Produksinya, dan
- Potensi Ekowisata Arboretum Inamberi, Papua Barat.
Buku-buku tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pembelajaran dalam pembangunan ekonomi dan pembuatan kebijakan untuk mendukung berlangsungnya proses pengelolaan hutan lestari melalui berbagai pendekatan, termasuk Skema Perhutanan Sosial di Papua Barat.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Melanesia Brigite Boseren, Advisor Junior bidang penghidupan (livelihood) pedesaaan, pengelolaan dan konservasi hutan
Nita Yohana, Advisor bidang pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua Barat
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Country Director GIZ untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, Martin Hansen, didampingi Direktur FORCLIME, Georg Buchholz, dan tim FORCLIME Jakarta melakukan kunjungan kerja ke Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat pada 17-18 Mei 2022. Kunjungan tersebut, termasuk pertemuan dengan Gubernur Kalimantan Barat, dilakukan dalam rangka koordinasi dan kerja sama mengenai persiapan proyek Green Climate Fund (GCF) yang telah mendapatkan dukungan dari Sekretariat GCF.
Rombongan diterima oleh Gubernur Kalimantan Barat, Bapak Sutarmidji, SH, M.Hum., di ruang ruang kerjanya yang didampingi Sekda Provinsi, dr. Harisson M.Kes., Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ir Adiyani MH., Penasehat Ekonomi, Prof. Dr. Eddy Suratman, MA., serta Dosen Fakultan Kehutanan Universitas Tanjungpura sebagai ahli Perubahan Iklim, Prof. Dr. Gusti Hardiansyah MSC QAM IPU. Mereka membicarakan rencana kerja sama implementasi proyek pendanaan iklim dan informasi mengenai prioritas pembangunan di Provinsi Kalimantan Barat terutama berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam kehutanan dan lahan sebagai bagian dari rencana program kegiatan yang dituangkan dalam penyusunan proposal kepada Green Climate Fund.
Gubernur Kalimantan Barat menyampaikan fokus dan komitmen pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terkait dengan program pembangunan yang harus selaras dan menjaga lingkungan serta memberikan penekanan pada program yang harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Disampaikan pula pentingnya sinergi para pihak dalam langkah dan upaya untuk pencapaian target kesejahteraan masyarakat desa yang pencapaiannya ditunjukkan dengan indikator dan target Indeks Desa Membangun menuju desa yang lebih maju dan mandiri. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim juga menjadi hal yang dibicarakan termasuk pengembangan dan pemasaran produk unggulan daerah.
Dalam rangkaian agenda kunjungan tersebut, juga dilakukan pertemuan lain bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang didampingi Pokja REDD+ Kalimantan Barat. Dipimpin oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pertemuan diawali perkenalan tim Kalimantan Barat, kemudian dilanjutkan oleh Direktur FORCLIME yang menyampaikan hal-hal teknis mengenai langkah dimasa persiapan sebelum implementasi termasuk pelaksanaan studi kelayakan dan penyusunan proposal penuh untuk mendapatan masukan program kegiatan yang akan dijalankan.
Kemudian rombongan mengunjungi Gallery KPH Kalimantan Barat sebagai tempat promosi produk hasil hutan bukan kayu dari kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan dan program Perhutanan Sosial. Sesi hari pertama diakhiri dengan penanaman pohon damar (Agathis sp) di lokasi Taman Kota Provinsi Kalimantan Barat.
Pada hari kedua, rombongan mengunjungi kantor proyek GIZ di Kalimantan Barat, dan kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dengan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Rombongan diterima oleh Dekan Fakultan Kehutanan, Dr. Farah Diba. Pertemuan tersebut, dilaksanakan di Arboretum Sylva, mendiskusikan tentang pengelolaan arboretum hutan di tengah ibukota provinsi yang dikelola oleh mahasiswa kehutanan, selain itu, bertukar informasi mengenai pengelolaan hutan untuk pembangunan kehutanan yang lebih baik di Provinsi Kalimantan Barat.
Untuk Informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Dwi Wahyu Asti, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat
Jumtani, Advisor Bidang Pengelolaan Hutan Lestari dan Focal Point GCF
Wandojo Siswanto, Manajer Strategis untuk Kebijakan Kehutanan dan Perubahan Iklim