FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Melanjutkan kegiatan sosialisasi rencana kegiatan pendampingan masyarakat untuk perhutanan sosial di Kampung Emaus dan Kampung Bikar, Papua Barat, tim FORCLIME bersama dengan perwakilan dari Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat dan KPHP IV Tambrauw melaksanakan kunjungan ke kedua kampung tersebut pada tanggal 15 – 20 Juni 2022. Kegiatan kunjungan ini bertujuan untuk menyampaikan rencana program yang akan dilakukan bersama antara FORCLIME, Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, dan KPHP IV Tambrauw, yang akan diimplementasikan di kedua kampung, dan mendapatkan persetujuan dari pemilik Hak Ulayat, Kepala Kampung, Kelompok Adat, pemuka agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan, dan anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk pelaksanaan program.
Pertemuan dibuka oleh Bapak Yunus W. Krey, S.Hut, M.Si., selaku Kepala Bidang Pembinaan Hutan dan Perhutanan Sosial, Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, yang sekaligus melakukan sosialisasi terkait skema perhutanan sosial. Bapak Yunus menyampaikan bahwa perhutanan sosial merupakan salah satu skema bagi masyarakat mengelola hutan secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Meskipun KTH di kedua kampung sudah terbentuk, yaitu KTH Syudouw di Kampung Bikar dan KTH Sunju di Kampung Emaus, pengelola area untuk perhutanan sosial belum terdaftar dalam Peta Indikatif Area Perhutanan Sosial (PIAPS).
Selanjutnya, Nita Yohana selaku Koordinator Provinsi Papua Barat dari tim FORCLIME menyampaikan kepada masyarakat terkait kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dengan harapan adanya peningkatan kapasitas KTH dalam mengelola hutan untuk program perhutanan sosial. Kepala Distrik, Kepala Kampung, Ketua Lembaga Masyarakat Adat Suku Abun, dan Tokoh Adat juga menyampaikan sambutan untuk menunjukkan dukungannya terhadap program ini.
Sebagai tindak lanjut, para fasilitator kampung akan menyusun rencana kerja kelompok bersama dengan anggota KTH dan menginisiasi implementasi program.
“Saya bersyukur untuk program ini, dan saya minta kita tindak lanjuti bersama. Para pendamping harus berkoordinasi setiap hari untuk kelompok”, ujar Bapak Wehelmus Yesnath, Kepala Kampung Bikar.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Melanesia Brigite Boseren, Advisor Junior Bidang Penghidupan (Livelihood) Pedesaaan, Pengelolaan dan Konservasi Hutan
Mohammad Sidiq, Manajer Bidang Strategis, Pengelolaan Hutan Lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat dan FORCLIME telah menyusun rencana kerja bersama tahun 2022 pada akhir kwartal tahun lalu. Dalam rangka berkoordinasi untuk pelaksanaan kegiatan yang telah tertuang dalam rencana kerja 2022 (annual workplan 2022), diadakan pertemuan pada tanggal 14 Juni 2022 di Kantor Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat. Pertemuan yang dipimpin oleh bapak Budi Mulyanto, S.Pd., M.Si., pelaksana tugas Kepala BBKSDA Papua Barat, bertujuan untuk menyusun prioritas pelaksanaan kegiatan bersama.
Dalam pertemuan tersebut, BBKSDA menyampaikan usulan urutan prioritas pelaksanaan kegiatan, sebagai berikut:
1. Mendukung penyusunan buku Kawasan Konservasi Papua Barat.
2. Mendukung kegiatan monitoring dan inventarisasi satwa-satwa prioritas di kawasan Taman Wisata Alam Bariat di Sorong Selatan.
Bentuk kegiatan yang diusulkan adalah:
3. Mendukung kegiatan inventarisasi, identifikasi potensi stok karbon pada tegakan hutan di Cagar Alam Tambrauw Utara.
Dukungan yang dibutuhkan adalah:
a. Peningkatan kapasitas staf BBKSDA Papua Barat dalam penilaian karbon.
b. Ground checking untuk pengambilan data karbon.
4. Mendukung kegiatan monitoring pengelolaan kawasan konservasi melalui pendekatan Management Effectiveness Tracking Tool (METT). Tahun 2022 ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2022. Oleh karenanya, BBKSDA Papua Barat berharap sebelum bulan Oktober 2022 pelatihan Peningkatan Kapasitas Fasilitator METT dapat dilaksanakan.
Tindak lanjut dari pertemuan koordinasi ini adalah penyusunan kerangka acuan bagi masing-masing kegiatan untuk memprakirakan jadwal kegiatan, selain penganggarannya.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Nita Yohana, Advisor bidang pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua Barat
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua dan Provinsi Papua
Salah satu kegiatan pendampingan pengembangan e-learning di lingkup Pusdiklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BDLHK) yang dilakukan oleh FORCLIME dan Common Sense adalah penilaian literasi digital dari pegawai Pusdiklat dan BDLHK. Survei ini dilaksanakan pada bulan Juni 2022 dengan target responden yang mewakili widyaiswara (pelatih), pejabat struktural, pegawai fungsional Pengembang Teknologi Pembelajar, administrator Learning Management System (LMS), serta administrator penyelenggara pelatihan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengukur kompetensi dibidang digital yang dimiliki oleh para responden dalam menjalankan tugasnya terkait pengembangan eLearning. Pada tanggal 6 Juli 2022, dilakukan lokakarya daring untuk memaparkan hasil penilaian digital literasi tersebut.
Pertemuan dibuka oleh Kepala Pusat Diklat SDM LHK, Ibu Dr. Ir. Kusdamayanti, M.Si., yang menyebutkan bahwa kerja sama pengembangan eLearning dengan FORCLIME dan beberapa lembaga lain yang diinisiasi sejak tahun 2014 telah memberikan banyak manfaat, khususnya ketika situasi pandemi sehingga Pusat Diklat SDM LHK tetap bisa menjalankan tugasnya untuk melakukan kegiatan pengembangan SDM melalui eLearning. Selanjutnya, tim eLearning Pusdiklat SDM LHK yang diwakili oleh Bapak Erfan Noor Yulian juga menyampaikan presentasi mengenai update terakhir kondisi eLearning, termasuk tantangan dan kendala yang dihadapi.
Sesi inti dari kegiatan lokakarya adalah presentasi penyampaian hasil penilaian oleh Bapak Wahyu Supartono dari Common Sense. Berdasarkan hasil penilaian, tim Common Sense memberikan rekomendasi terkait beberapa hal berikut:
1) Daftar pelatihan yang dibutuhkan oleh masing-masing target grup.
2) Workflow penerapan pelatihan dengan eLearning.
3) Tools yang dapat digunakan untuk memaksimalkan eLearning seperti Authoring Tool, misalnya Articulate Rise atau Adapt dan Video Tool seperti Vyond.
4) Pengembangan unit Tim Pembuat Content serta kaderisasi staf untuk beberapa posisi.
5) Perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat mendukung program eLearning.
Selain itu, pemeliharaan LMS juga diharapkan dapat semakin ditingkatkan dengan penambahan staf yang bertanggung jawab terhadap Learning Management System.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Wira Nastainul Hakim, Advisor Bidang Pengembangan Kapasitas SDM
Edy Marbyanto, Manajer Bidang Strategis, Pengembangan Kapasitas SDM