FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Dengan tujuan untuk bersinergi dalam mengimplementasikan kegiatan terkait konservasi sumber daya alam di Provinsi Papua Barat, FORCLIME bersama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Manokwari mengadakan pertemuan koordinasi pada 7 Oktober 2021. Pertemuan daring ini dibuka oleh Yuna Brata Purba, Kepala Sub Bagian Pelaporan, Data dan Kehumasan BBKSDA Papua Barat dan membahas peluang-peluang kegiatan yang akan dilakukan bersama.
Dalam pertemuan tersebut, Tim FORCLIME Papua Barat menyampaikan kegiatan-kegiatan yang dapat didukung FORCLIME, termasuk:
1. Pelatihan teknis bagi staf BBKSDA terkait dengan inventarisasi keanekaragaman hayati dan pelati-han data spasial.
2. Pelatihan bagi pendamping/penyuluh di desa dampingan.
3. Membantu menyusun Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP) kawasan di wilayah BBKSDA.
4. Mendukung pelaksanaan inventarisasi potensi wilayah BBKSDA
BBKSDA Papua Barat menyambut baik rencana dukungan yang akan diberikan. Saat ini ada 19 desa dampingan di wilayah kerja BBKSDA dengan jumlah pendamping 9 orang. Pada tahun 2024, BBKSDA menargetkan penambahan jumlah desa binaan menjadi 50 desa. Dengan demikian, dukungan berbagai mitra pembangunan sangat diperlukan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Nita Yohana, Advisor bidang pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua Barat
Melanesia Brigite Boseren, Advisor Junior bidang penghidupan (livelihood) pedesaaan, pengelolaan dan konservasi hutan
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Menyusul sukses talkshow pada acara Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa (EU Climate Diplomacy Week) 2019, tahun ini FORCLIME bersama Man and Biosphere progamme (MAB) UNESCO Indonesia menyelenggarakan sesi virtual yang membahas perkembangan cagar biosfer di Indonesia. Acara yang diadakan pada 13 Oktober 2021 tersebut sekaligus memperingati 50 tahun program MAB UNESCO. Dalam sesi tersebut, peserta mendapatkan wawasan tentang cagar biosfer di Indonesia dari UNESCO Indonesia dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Selain itu, pengalaman dari Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu dan Cagar Biosfer Lore Lindu yang disampaikan oleh SASCI dan Kepala Perencanaan Ekonomi Bappeda Sulawesi Tengah, Dr. Irwan, mitra FORCLIME. Dalam acara tersebut, juga ditampilkan suara generasi muda tentang cagar biosfer, yang disampaikan oleh Sukma Riverningtyas, perwakilan pemuda MAB.
Pekan Diplomasi Iklim adalah program Delegasi Uni Eropa di seluruh dunia untuk menjangkau komunitas dan organisasi mitra, menyoroti aksi global yang positif dan kolaborasi dalam perubahan iklim.
Untuk informasi lebih lanjut tentang kegiatan FORCLIME di Cagar Biosfer Lore Lindu, silakan hubungi:
Ismet Khaeruddin, Advisor Senior, Focal Point Keanekaragaman Hayati KFW Forest Program 3 dan Koordinator Provinsi Sulawesi Tengah
Dalam rangka peningkatan kapasitas kelompok tani hutan dampingan, Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Makassar mengadakan pertemuan informal pada 16 September 2021. Pertemuan tersebut dihadiri oleh 20 peserta yang merupakan perwakilan dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Mattiro Deceng, tim Balai Diklat LHK Makassar, Penyuluh Kehutanan KPH Bulusaraung dan FORCLIME. Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Kepala Seksi Sarana Evaluasi Diklat, Penyuluh Kehutanan dan Advisor FORCLIME tersebut, KTH Mattiro Deceng mengemukakan bahwa pengolahan gula aren dan madu alam memberikan kontribusi pendapatan yang cukup signifikan bagi masyarakat. Meski demikian mereka menghadapi tantangan antara lain: (1) Produksi dan kualitas nira aren sangat dipengaruhi oleh iklim; (2) Pemanenan madu masih menggunakan pengasapan yang berisiko menimbulkan kebakaran hutan dan risiko kecelakaan karena harus memanjat pohon yang tinggi; (3) Pemasaran gula aren dan madu masih secara individu sehingga posisi tawar rendah dan harga fluktuatif. Menghadapi situasi tersebut, KTH Mattiro Deceng mengharapkan dukungan untuk pengembangan pemasaran madu dan aren, diversifiasi produk gula aren dan pengenalan pemanenan lebah secara lestari.
Kelompok Tani Hutan Mattiro Deceng berdomisili di Kampung Panggalungan, Desa Tabo-tabo, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Kampung ini adalah salah satu kampung yang ada di sekitar Hutan Diklat Tabo-tabo. Kelompok ini dibentuk oleh penyuluh Kehutanan BD LHK Makassar pada tahun 2014. KTH Mattiro Deceng, beranggotakan 30 orang, mengembangkan usaha di bidang pengolahan gula aren dan pemanenan madu alam Apis dorsata yang diambil dari kawasan Hutan Diklat Tabo-tabo.
Sebagai tindak lanjut pertemuan ini, KTH Mattiro Deceng akan mengadakan pertemuan rutin mendiskusikan solusi-solusi untuk mengatasi tantangan tersebut di atas.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Edy Marbyanto, Manajer bidang strategis, pengembangan kapasitas SDM
Daniel Maertz, Advisor bidang Pendidikan Orang Dewasa dan Pelatihan