FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keefektifan pengelolaan kawasan, Taman Nasional Wasur melakukan penilaian yang dilakukan secara bersama-sama para pihak agar hasilnya obyektif. Penilaian pengelolaan, menggunakan pendekatan Management Effectiveness Tracking Tool (METT), dilaksanakan pada tanggal 7 dan 8 Desember 2021 di Merauke, Papua. Kegiatan yang didukung FORCLIME ini, dibuka oleh Kepala Balai Taman Nasional Wasur, Yarman, S.Hut., MP., dihadiri oleh mitra pembangunan di Provinsi Papua, termasuk akademisi, LSM, masyarakat lokal. Sedangkan sebagai fasilitator pelaksanaan METT adalah Dr. Peggy Awanti Nila Krisna, S.Hut.,M.E dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan , selain itu, juga Senior Advisor FORCLIME, Dr. Ismet Khaeruddin.
Selain untuk melihat tingkat kefektifan pengelolaan kawasan, penilaian ini juga bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan, gangguan, dan ancaman dalam pengelolaan taman nasional. Sehingga dapat melakukan penerapan manajemen adaptasi sesuai nilai permasalahan.
Penilaian ini tidak berkaitan dengan hasil kerja taman nasional, tetapi untuk mengetahui apa saja yang sudah dilakukan termasuk juga program-program yang dilakukan oleh mitra-mitra Taman Nasional Wasur. Sehingga penilaian ini memberi peluang bagi mitra-mitra untuk mengembangkan program prioritas yang sesuai untuk kepentingan pengelolaan TN Wasur yang lebih baik.
Tindak lanjut dari kegiatan dua hari ini adalah menyiapkan resume hasil penilaian METT yang kemudian akan diajukan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk penetapan nilai METT Taman Nasional Wasur tahun 2021.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Balai Taman Nasional Wasur bersama dengan FORCLIME telah melakukan survei lapangan untuk mengidentifikasi potensi dan kondisi sosial-budaya masyarakat sebagai dasar pemilihan kampung binaan dalam rangka pengelolaan hutan lestari, termasuk pemanfaatan hasil hutan bukan kayu oleh masyarakat adat. Survei telah dilaksanakan dengan kunjungan lapangan ke lima kampung di wilayah dan sekitar Balai Taman Nasional Wasur pada bulan November lalu. Untuk membahas hasil survei lapangan dan menetapkan kampung binaan, Balai Taman Nasional (TN Wasur) mengadakan pertemuan untuk berkoordinasi dengan mitra-mitra pembangunannya, termasuk FORCLIME, pada tanggal 7 Desember di Merauke, Papua.
Kampung-kampung tersebut nantinya akan menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan bersama TN Wasur dan FORCLIME. Kampung binaan tersebut diharapkan akan menjadi model dalam pemanfaatan berkelanjutan sumber daya alam oleh masyarakat adat.
“Bersyukur untuk program yang sejauh ini sudah dilaksanakan bersama FORCLIME, semoga dengan adanya dukungan ini, kegiatan pengembangan masyarakat akan lebih optimal dilakukan”, kata Kepala Balai Taman Nasional Wasur, bapak Yarman, S.Hut, MP.
Risalah pertemuan ini kemudian akan disampaikan ke kantor pusat FORCLIME untuk kemudian dilaporkan kepada Biro Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai project executing agency FORCLIME.
Langkah selanjutnya adalah merumuskan program kegiatan di kampung binaan serta menentukan model pendampingannya.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Dalam upaya mendukung pengembangan kapasitas dan pengembangan kemitraan konservasi di kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Cycloop – Youtefa, perlu ditetapkan kampung binaan sebagai target intervensi program bersama antara FORCLIME danBalai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua. Oleh karena itu, FORCLIME melakukan kegiatan identifikasi kampung binaan bersama dengan pengelola KPHK Cycloop – Youtefa pada tanggal 3 sampai 6 November 2021. Beberapa kampung yang dikunjungi dalam kegiatan identifikasi adalah kampung Dosay, Tablasupa, Doyobaru, Maribu, Buper Waena, dan Bayangkara, yang berlokasi di Kabupaten Jayapura.
Data dan informasi yang dikumpulkan selama kegiatan kunjungan lapangan adalah terkait lokasi dan aksesibilitas kawasan, potensi hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan, kearifan lokal dan tradisi pengelolaan hutan oleh masyarakat, demografis dan kelembagaan masyarakat, dan keberadaan Kelompok Tani Hutan (KTH) di masing-masing kampung.Data dan informasi yang dikumpulkan selama kegiatan kunjungan lapangan adalah terkait lokasi dan aksesibilitas kawasan, potensi hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan, kearifan lokal dan tradisi pengelolaan hutan oleh masyarakat, demografis dan kelembagaan masyarakat, dan keberadaan Kelompok Tani Hutan (KTH) di masing-masing kampung.
Terdapat banyak hal menarik terkait kearifan lokal yang ditemui tim selama kegiatan survei. Sebagai contoh, masyarakat di kampung Tablasupa mengenal 15 tipe lanskap yang berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari, yaitu: morewai (sungai), sero (gunung), meko (bukit), yoo sena (kampung tua), yoo (kampung), burou (mata air), dukuru (teluk), buman (muara), pau (lembah), nau (laut), sensori (telaga), boru (pantai batu), yemo (tanjung), yepa (pantai pasir), dan sekere (karang).Di sana, masyarakat tidak boleh membangun rumah di atas laut, tepi pantai, dan tanjung. Hasil melaut juga harus dibagi-bagi kepada seluruh marga oleh Ondoafi (pimpinan tertinggi di kampung).
Berdasarkan hasil kegiatan identifikasi ini, FORCLIME akan berkonsultasi kepadapihak BBKSDA Papua. Hasil diskusi akan menjadi dasar untuk menentukan kampung binaan bersama dan merumuskan kegiatan pendampingan di kampung tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Rut M Ohoiwutun, Advisor Junior Bidang Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Adat, Papua
Theodora Florida Resubun, Advisor Bidang Pengelolaan Hutan Lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer Bidang Strategis, Pengelolaan Hutan Lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat