FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Melanjutkan diskusi awal kajian pengembangan kebijakan nasional bioekonomi hutan di Indonesia, Bappenas melakukan serangkaian FGD untuk mendapatkan pandangan dari para pihak terkait potensi bioekonomi, salah satunya dengan para pelaku industri yang berkaitan dengan pengolahan hasil hutan. FORCLIME mendukung pelaksanaan diskusi dengan pelaku industri tersebut pada tanggal 1 November 2022 di Bogor yang juga dilakukan secara daring.
Pertemuan dibuka oleh Dr. Nur Hygiawati Rahayu, ST, MSc selaku Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Bappenas, dan dilanjutkan dengan pemaparan para pakar dari Insitut Teknologi Bandung yang memperkenalkan tujuan dan ruang lingkup kajian. Para narasumber pada pertemuan ini adalah perwakilan dari Perum Perhutani, Gabungan Perusahaan Karet Indonesia, dan PT Riau Andalan Pulp & Paper.
Beberapa poin penting yang disampaikan oleh para narasumber adalah terkait garis besar kinerja industri pengolahan komoditas-komoditas yang mereka kelola, seperti getah pinus, kayu putih, karet, serta produk-produk turunan yang sedang atau akan dikembangkan. Tantangan besar juga disampaikan oleh para narasumber, seperti kurang bersaingnya hasil produksi dengan bahan baku impor, yang secara ekspor juga kurang kompetitif dibandingkan produk dari negara lain. Khusus untuk karet, 90% dari perkebunan karet didominasi oleh perkebunan rakyat, dan karena kebutuhan yang mendesak, seringkali, petani tidak mau menunggu usia tanam karet yang lama. Hal ini menyebabkan perkebunan menjadi kurang produktif, apalagi harga karet alam yang pada saat ini sangat rendah sehingga petani lebih memilih komoditas lain untuk dikembangkan. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari pemerintah untuk menjaga kontinuitas produksi dari petani.
Pesan penting untuk ditindaklanjuti dari diskusi adalah pentingnya pengembangan produk turunan untuk menggenjot kembali kinerja industri hasil hutan serta mendukung pengembangan bioekonomi. Selain itu, perlu dilakukan identifikasi akar permasalahan setiap komoditas dari hulu ke hilir dan strategi penyelesaiannya, serta analisis komoditas yang paling menguntungkan dari segi ekonomi dengan pengolahan yang optimal. Klasterisasi produk juga penting untuk dilakukan untuk menentukan potensi pengembangan produk di masing-masing daerah di Indonesia, baik dalam skala kecil maupun skala besar.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Nurdita Rahmadani, Advisor Junior Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
Pipin Permadi, Advisor Senior dan Liaison Officer FORCLIME
Wandojo Siswanto, Manajer Strategis untuk Kebijakan Kehutanan dan Perubahan Iklim
Kelompok tani hutan di Kampung Wasur dan Kampung Yanggandur telah memanfaatkan dan mengelola hasil hutan bukan kayu (HHBK) di wilayah traditional kawasan Taman Nasional Wasur. Dalam rangka penguatan kelola lembaga dan kelola wilayah di masing-masing kampung, pihak Taman Nasional Wasur, didukung FORCLIME, mengadakan pelatihan bagi anggota kelompok tani hutan. Dengan harapan setiap anggota mengerti peran dan tanggung jawabnya dalam mendukung kegiatan pengelolaan HHBK. Dalam pelatihan tersebut juga diberi pengetahuan bagaimana menjalin komunikasi antar anggota sehingga pengorganisasian kelompok bisa lebih baik. Selain itu, peserta pelatihan juga mendapatkan pengetahuan mengenai tata administrasi kelompok, agar mereka memiliki aturan kelompok yang disepakati bersama, pembagian hasil usaha.
Dari sisi kelola wilayah, peserta mendapat pengetahuan mengenai bagaimana mengelola wilayah untuk memanfaatkan HHBK secara lestari. Selain itu, karena mereka beraktivitas di dalam kawasan Taman Nasional Wasur, maka mereka juga diberi materi terkait dengan zonasi kawasan konservasi, dimana masyarakat boleh mengelola di zona tradisional. Dalam pelatihan juga didiskusikan mengenai nilai-nilai kearifan lokal yang dapat diimplementasikan untuk mengelola wilayah. Misalnya sistem buka tutup suatu wilayah, yang disebut Sasi, yaitu sistem hukum lokal yang memuat larangan dan kewajiban untuk mengambil atau mengambil potensi sumber daya alam jenis tertentu untuk jangka waktu tertentu. Nilai-nilai kearifan lokal seperti ini dapat diterapkan sebagai bagian dalam upaya menjaga Taman Nasional Wasur.
Dalam pelatihan peserta mempraktikkan membuat peta sketsa wilayah kerja kelompok untuk produk yang dihasilkan. Terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan, peserta mendapat pengetahuan mengenai praktik-praktik pemanfaatan yang lestari, misalnya panen bergilir daun minyak kayu putih, tidak menebang pohon kayu putih, tidak mengambil habis daun kayu putih dalam satu pohon.
Pelatihan untuk peningkatan kapasitas anggota kelompok tani hutan di Kampung Yanggandur dilaksanakan pada 17 hingga 18 Oktober 2022 di Balai Kampung Yanggandur. Sedangkan pelatihan di Kampung Wasur dilaksanakan pada 20 sampai 21 Oktober 2022 di Balai Kampung Wasur.
Tindak lanjut pelatihan ini adalah kelompok tani hutan untuk melengkapi kelengkapan organisasi, administrasi, selain itu, melengkapi peta sketsa wilayah kelola masing-masing kelompok.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat
Sebagai bagian dari pengembangan kapasitas sumber daya manusia, Universitas Ottow Geissler Papua, didukung FORCLIME, mengadakan pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Pemetaan. Kegiatan ini merupakan pelatihan SIG tingkat dasar dengan menggunakan aplikasi berbasis bebas dan sumber terbuka – QGIS. Pelatihan yang dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan, Universitas Ottow Geissler Papua, Ir. Simon H. Nenepath, M.Si., diselenggarakan pada tanggal 17 hingga 20 Oktober 2022 di Kampus Universitas Ottow Geissler Papua (UOGP) di Jayapura, Provinsi Papua. Narasumber pelatihan ini adalah advisor FORCLIME, yaitu Advisor Remote Sensing/GIS dan e-Learning, Danan P. Hadi, dan Advisor Junior bidang GIS dan Pementaan, Ruben Yogi.
Secara umum, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dosen dan mahasiswa di bidang SIG dan Pemetaan untuk mendukung pengembangan Pusat Keunggulan untuk Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan (Center of Excellence GIS & Mapping) di Universitas Ottow Geissler Papua (UOGP).
Sejak 2021 Universitas Ottow Geissler Papua dan FORCLIME telah bersinergi dalam mendorong pendirian dan pengembangan Pusat Keunggulan untuk SIG dan Pemetaan sebagai pusat layanan SIG dan pemetaan berbasis perguruan tinggi di Provinsi Papua yang berpusat di Fakultas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan UOGP. Pusat Keunggulan ini diharapkan dapat memberi layanan geospasial kepada akademisi, pemerintah daerah, masyarakat dan sektor swasta terkait dengan perencanaan tata ruang, pengelolaan hutan dan konservasi keanekaragaman hayati.
“Sebagai pengajar Ekonomi Regional, materi pelatihan ini dapat diaplikasikan untuk memetakan persoalan-persoalan terkait dengan ekonomi regional”, kata Amsal Ilindamon, S.Sos, M.Si., Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Ottow Geissler Papua. Berharap FORCLIME dapat memberikan pelatihan berikutnya yang lebih mendalam untuk pengembangan SDM di lingkungan kampus UOG Papua, tambahnya.
Pelatihan ini akan ditindaklanjuti dengan sesi Pelatihan Sistem Informasi Geografis tingkat lanjut .
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Danan P. Hadi, Advisor bidang Remote Sensing/GIS dan eLearning
Ruben Yogi, Advisor Junior bidang GIS dan Pementaan
Edy Marbyanto, Manajer Bidang Strategis, Pengembangan Kapasitas SDM